Alfiyyah Ibnu Maalik : Muqaddimah



مُقَدِّمَة أَلْفِيَّةِ ابْنِ مَالِك

Muqaddimah Alfiyyah Ibnu Malik

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Alfiyyah Ibnu Maalik : Muqaddimah ini masuk dalam Kategori Syarh Alfiyyah Ibnu Maalik

Matn :

قالَ مُحمَّدٌ هو ابْنُ مالكِ — أحمدُ ربِّيْ اللهَ خيرَ مالكِ

Berkata Muhammad, yaitu putra Malik — aku memuji Tuhanku, Allah Sebaik-baik Penguasa/Pemilik.

مُصلِّياً على النَّبيِّ المصطفى — وآلهِ المُسْتكملينَ الشَّرَفا

Seraya bershalawat kepada Nabi yang terpilih — dan kepada keluarga beliau yang sempurna kemuliaannya.

وأستعينُ اللهَ في ألفيَّة — مقاصدُ النَّحْوِ بها مَحْوِيَّة

Dan aku memohon pertolongan Allah dalam (menyusun) seribu bait — yang di dalamnya termuat tujuan-tujuan ilmu nahwu.

تُقرِّبُ الأقصى بلفْظٍ مُوْجَزِ — وتَبسطُ البَذْلَ بوعدٍ مُنْجَزِ

Ia mendekatkan yang jauh dengan lafaz yang ringkas — dan membentangkan anugerah (ilmu) dengan janji yang ditunaikan.

وتقتضي رضىً بغيرِ سُخْطِ — فائقةً ألْفِيَّةَ ابْنِ مُعْطِ

Ia mengharap keridaan tanpa kemurkaan — seraya melampaui Alfiyyah Ibn Mu‘thi.

وَهوَ بِسَبقٍ حائِزٌ تفضيلاً — مستوجِبٌ ثنائِيَ الجميلا

Padahal beliau (Ibn Mu‘thi) karena lebih dahulu telah meraih keutamaan — dan berhak atas pujian indah dariku.

واللهُ يقضي بهِبَاتٍ وافِرهْ — لي ولهُ في درجاتِ الآخِرَهْ

Dan Allah menetapkan karunia yang berlimpah — untukku dan untuk beliau pada tingkatan-tingkatan akhirat.

Syarh Singkat

 ابن مالك: هو محمد بن عبد الله بن عبد الله بن مالك، جمال الدين، أبو عبد الله الجياني، ولد بجيان سنة ٦٠٠هـ، وقيل سنة ٦٠١هـ، ولما ترعرع تعلم العربية وسمع من الشلوبيين في الأندلس، وأخذ عن ابن الحاجب بمصر سنة ٦٣٠هـ، ورحل إلى دمشق، وأقام فيها حتى أواخر حياته. من آثاره: الكافية الشافية في ثلاثة آلاف بيت، ومنظومته الألفية -الخلاصة- ملخص عنها. والوافية، وهو شرح للكافية الشافية. والفوائد وغيرها، وقد بلغت مصنفاته الثلاثين، أو أكثر مات سنة ٦٧٢هـ بدمشق. انظر البغية: ١/ ١٣٠، وابن العماد: ٥/ ٣٣٩.

  1. 1. Ibnu Malik adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdullah bin Malik, bergelar Jamaluddin, kunyahnya Abu Abdullah al-Jiyani. Ia lahir di kota Jiyan pada tahun 600 H, dan ada yang mengatakan tahun 601 H. Ketika tumbuh dewasa, ia mempelajari bahasa Arab dan mendengar pelajaran dari keluarga al-Syalubi di Andalusia. Ia belajar kepada Ibnu al-Hajib di Mesir pada tahun 630 H, kemudian melakukan perjalanan ke Damaskus dan menetap di sana hingga akhir hayatnya. Di antara karya-karyanya adalah al-Kafiyah al-Syafiyah dalam tiga ribu bait, dan nazhamnya al-Alfiyyah (al-Khulashah) yang merupakan ringkasan darinya, serta al-Wafiyyah yang merupakan syarah al-Kafiyah al-Syafiyah, dan juga al-Fawaid serta karya-karya lainnya. Karya tulisnya mencapai tiga puluh atau lebih. Ia wafat pada tahun 672 H di Damaskus. Lihat al-Bughiyah 1/130, dan Ibnu al-Imad 5/339.
  2. Sebagian besar materi nahwu tercakup dalam kitab ini, hanya beberapa bab yang tidak dijelaskan seperti Bab Qasam dan Bab Ittiqaus Sakinah
  3. Lebih lengkap dari Alfiyahnya Ibnu Muth’i, guru beliau

أهمية علم النحو

Pentingnya Ilmu Nahwu

والحقيقة أن علم النحو مهم جداً لما فيه من الفوائد الكثيرة.

Sesungguhnya ilmu nahwu sangatlah penting karena mengandung banyak sekali manfaat.

فمن فوائده تقويم اللسان وتقويم البنان، أي: تقويم اللسان عند النطق، وتقويم البنان عند الكتابة.

Di antara manfaatnya adalah meluruskan lisan dan meluruskan pena; yaitu meluruskan lisan saat berbicara, dan meluruskan pena saat menulis.

والنطق وإن كان الناس يتخاطبون فيما بينهم باللغة العامية فيعذرون؛ لأنك لو أردت أن تخاطب العامي باللغة العربية الفصحى لقال: هذا رجل أعجمي! لأنه لا يفهم اللغة العربية الفصحى إلا من ندر، لكن الكتابة التي يكون بالنحو تقويمها هي المهمة بالنسبة لطلبة العلم؛ لأن بعض الطلبة يكتب ما يكتب من الجواب على الأسئلة أو البحوث فتجد عنده من اللحن ما تكاد تقول: إنه في أول الدراسة، مع أنه قد يأخذ الشهادة العالية بعد شهر أو شهرين، وهذه محنة لما نعيشها اليوم.

Adapun dalam berbicara, meskipun orang-orang berbicara satu sama lain dengan bahasa ‘ammiyah (dialek sehari-hari), mereka masih bisa dimaklumi. Sebab, jika engkau mencoba berbicara kepada orang awam dengan bahasa Arab fushha, mereka akan berkata: “Ini orang asing!” — karena hanya sedikit orang yang memahami bahasa Arab fushha. Akan tetapi, dalam menulis, meluruskan dengan kaidah nahwu adalah hal yang penting bagi para penuntut ilmu. Sebab, sebagian penuntut ilmu ketika menulis jawaban atau karya tulis, terlihat kesalahan nahwunya sampai-sampai engkau hampir mengatakan: “Ia seperti baru memulai belajar.” Padahal, bisa jadi ia akan meraih gelar tinggi dalam waktu sebulan atau dua bulan. Ini adalah sebuah musibah yang sedang kita hadapi pada masa sekarang.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah


Ikuti juga kelasnya di Talaqqi.Online



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.