Qiroaat Al Quran dalam Periwayatan Hadits (1)



Qiroaat Al Quran dalam Periwayatan Hadits (1)

Kompilasi Ringkas oleh : Reza Ervani bin Asmanu

w

 
Sebagai seorang yang sangat pemula dalam ilmu-ilmu Islam, banyak sekali yang saya pribadi dapatkan saat Majelis Sama’i Shahih Muslim bersama Syaikh Hamid Akram Al Bukhari – hafizhahullah – kemarin. Salah satunya adalah saat beliau beberapa kali meluruskan bacaan Quroo Shahih Muslim saat membaca ayat Al Quran yang tercantum di Hadits. Beliau jelaskan juga di beberapa tempat, jika ayat yang tercantum itu dibaca dengan riwayat syadz, dibaca dengan riwayat tertentu dan lainnya.
 
Catatan saya pun penuh dengan apa yang harus dipelajari di rumah, dan kitab-kitab apa yang harus diburu dan dibaca berikutnya. 
 
Imam Ibnul Jazariy dalam Thayyibatun Nasyr menuliskan nazham berikut ini terkait rukun-rukun Qiroaat Shahihah :
 
وَكَانَ لِلرَّسْمِ احْتِمَالاً يَحْوِي # فَكُلُّ مَا وَافَقَ وَجْهَ نَحْوِ
فَهَذِهِ الثَّلاثَةُ الأَرْكَانُ # وَصَحَّ إسْنادًا هُوَ الْقُرآنُ
شُذُوذَهُ لَوْ أنَّهُ فِي السَّبعَةِ # وحَيثُما يَخْتَلَّ رُكْنٌ أَثْبِتِ
 
Inilah rambu-rambu utama untuk menentukan apakah sebuah Qiroaah diterima atau dianggap syadz.
 
Jadi bisa saja sebuah qiroaat shahih sanadnya, karena termaktub di Shahih Muslim, tapi karena tidak ihtimal dengan rasm Utsmani atau kaidah nahwu, maka dia dikategorikan syadz. Begitupun sebaliknya.
Bagaimana contohnya di Shahih Muslim ?
Mari kita lihat hadits Nomor 629 dalam Shahih Muslim Kitab Masjid dan Waktu-waktu Sholat Bab Dalil untuk Pendapat bahwa Shalat Wustha adalah Sholat Ashar
وحدثنا يحيى بن يحيى التميمي قال قرأت على مالك عن زيد بن أسلم عن القعقاع بن حكيم عن أبي يونس مولى عائشة أنه قال أمرتني عائشة أن أكتب لها مصحفا وقالت إذا بلغت هذه الآية فآذني حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى فلما بلغتها آذنتها فأملت علي حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى وصلاة العصر وقوموا لله قانتين قالت عائشة سمعتها من رسول الله صلى الله عليه وسلم
Selain di Shahih Muslim, hadits ini juga ditakhrij oleh :
  1. Abu Dawud dalam Kitab Ash Shalah Bab Fii Waqt Shalah Al Ashr
  2. At Tirmidzi dalam Kitab Tafsir Al Quran Bab Wa min surah Al Baqarah
  3. An Nasa-i dalam Kitab Ash Shalah Bab Al Muhafazhah ‘ala Shalatil Ashr
Dalam riwayat itu disebutkan bahwa ayat yang dimaksud adalah :
حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى وصلاة العصر
Ada tambahan وصلاة العصر, sementara ayat yang kita kenal di mushaf kita adalah tanpa tambahan itu, melainkan hanya :
حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى
Mari kita lihat pendapat Imam Nawawi – rahimahullah – terkait hal tersebut
قوله في حديث عائشة : ( فأملت علي : حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى وصلاة العصر ) هكذا هو في الروايات : وصلاة العصر بالواو ، واستدل به بعض أصحابنا على أن الوسطى ليست العصر ، لأن العطف يقتضي المغايرة ، لكن مذهبنا أن القراءة الشاذة لا يحتج بها ، ولا يكون لها حكم الخبر عن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : لأن ناقلها لم ينقلها إلا على أنها قرآن ، والقرآن لا يثبت إلا بالتواتر بالإجماع وإذا لم يثبت قرآنا لا يثبت خبرا ، والمسألة مقررة في أصول الفقه ، وفيها خلاف بيننا وبين أبي حنيفة – رحمه الله تعالى –
 
Dikatakan dalam hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha :
“Beliau mendiktekan kepadaku :
حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى وصلاة العصر
demikian, dengan tambahan
وصلاة العصر
dengan wawu.
Ini dijadikan dalil bagi sebagian sahabat kami bahwa sholat Wustha adalah bukan sholat Ashar, dikarenakan huruf athof menghasilkan perbedaan makna.
Akan tetapi di madzhab kami dalam qiroaat, bacaan ini adalah bacaan syadz, yang tidak dapat digunakan sebagai hujjah. Dan tidak menunjukkan khabar dari Rasulullah shalallahu alahi wa salam, dikarenakan penukilannya tidak menukilnya atas dasar dia adalah ayat Al Quran. Dan Al Quran tidaklah ditetapkan kecuali dengan mutawatir menurut ijma’. Apabila ia tidak ditetapkan sebagai ayat Al Quran, maka tidaklah dapat ditetapkan bahwa nukilan tersebut adalah khabar.
Masalah tersebut telah ditetapkan dalam Ushul Fiqh, dan disanalah khilaf antara kami dengan Abu Hanifah – rahimahullahu Ta’ala.”
— Selesai Kutipan Al Minhaj Syarh Shahih Muslim An Nawawi —
Syaikh Dr. Ahmad Isa al-Ma’sarawi dalam Al Qira-atul Waridatu fii As Sunnah menjelaskan :
“Jawabnya adalah karena tidak diriwayatkan selainnya dengan keunikan (tambahan) tersebut. Yang banyak diriwayatkan dari Rasulullah shalallahu alaihi wa salam adalah bahwa sholat Ashar – dengan banyak dalilnya – merujuk kepada sholat wustha.”
Beliau juga menukil kalimat yang sama dari Kitab Al Lubab fii Ulumil Kitab (Tafsir Ibnu ‘Adil) yakni : “Bahwa ayat Al Quran tidak dapat ditetapkan kecuali dengan mutawatir”
Jadi meskipun secara sanad dia tersambung kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam – secara shahih – tetapi (karena) tidak dianggap mutawatir (karena, sehingga) tidak dimaktubkan dalam Mushaf Utsmani.
Masih banyak lagi hal yang bisa dipelajari dan ditulis berikutnya, semoga Allah Ta’ala memberikan kami dan kita semua kesempatan untuk terus menggali ilmu Al Quran dan Sunnah.
Aamiin.
Print Friendly, PDF & Email


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.