An Nabr dalam Tilawah Al Quran (1) : Tempat Pertama Nabr dalam Bacaan Al Quran



An Nabr dalam Tilawah Al Quran (1) : Tempat Pertama Nabr dalam Bacaan Al Quran

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

w

An Nabr dalam Tilawah Al Quran – Seri Pertama dari Rangkaian 6 Tulisan

يطلق النّبر في اللغة على الهمز, و على شدة الصياح

An Nabr secara bahasa bermakna Al Hamz (suara angin yang kencang), atau keras dan tingginya suara

و في علم الأصوات (الحديث) : هو الضغط على مقطع أو حرف معيِّن من حروف الكلمة بحيث يكون صوته أعلى بقليل مما جاوره من الحروف

Dalam ilmu suara (perkataan) yang dimaksud dengan An Nabr adalah menekan suku kata atau huruf tertentu dari huruf-huruf pada suatu kata sehingga terdengar sedikit lebih keras daripada huruf-huruf lain yang ada di dekatnya.

و هذا النّبر يختلف من لغة إلى لغة, و من لهجة إلى أخر

Nabr ini berbeda antara satu bahasa dengan bahasa lainnya, dan antara satu lahjah dengan lahjah lainnya

و أما في القرآن الكريم: فالملاحظ – و الله اعلم – أنه يكون من جملة احكم القراءة في خمسة مواضع هي :

Adapun di Al Quranul Karim dia nampak jelas – Allahu ‘A’lam – karena dia termasuk dalam bagian hukum-hukum qiroaat yang terdapat dalam lima tempat, yakni :

الأول : الوقف على الحرف المشدد :

Yang pertama : Saat Waqf di huruf bertasydid

مثل كلمة : (الحَيّ) و كلمة (وَ بَثّ) و كلمة (مُسْتَقِرّ) و (مُسْتَمِرّ) و ما شابه

Misalnya dalam kata Al Hayy (Surah Al Baqarah ayat 255 dan lainnya), wabatsts (Surah Al Baqarah ayat 164 dan lainnya), Mustaqirr (Surah Al Qomar ayat 3 dan 38), dan Mustamirr (Surah Al Qomar ayat 2 dan 19)

لأنّ كلّ واحد من حروف آخر الكلمات الماضية مشدّد في الوصل, أي أنّه ينحلّ إلى حرفين : الأول ساكن, و الثاني متحرّك

Karena setiap huruf dari huruf-huruf akhir kata-kata tersebut bertasydid saat washal, yakni terdiri dari dua huruf : Yang pertama sukun dan yang kedua berharokat

أما الإول منهما – و هو ساكن – فيخرج بتصادم بين طرفي عضو النطق

Huruf yang pertama – yakni yang sukun – keluar dengan merapatkan dua bagian organ suara

و أما الثاني – المتكرّك – فيخرج بالتباعد بين طرفي عضو النطق, و هذا في الوصل

Sementara huruf yang kedua – yang berharokat – keluar dengan menjauhnya dua bagian organ suara. Beginilah prakteknya saat washal

أما في حالة الوقف على الكلمات الماضية فإنّنا نقف بحرف واحد مسكّن, يخرج بالتصادم بين طرف عضو النطق, و كأنه سقط من التلاوة حرفٌ, لذا فإنّ القرّاء ينبِّهون على ضرورة الضغط على هذا الحرف الأخير, بل و على الحرف الذي قبله, إشعارًا للسامع أنّ هذا الحرف الوحيد الذي وقف عليه بالسكنو, بتصادم طرفي المخرج, لو وصل لكان مشدّدا بزنة حرفين

Adapun saat waqaf pada kata-kata tersebut, maka kita berhenti di satu huruf yang sukun, yang dikeluarkan dengan merapatkan organ suara, seakan-akan berhenti pada saat tilawah di satu huruf saja, oleh karena itu para quroo memberikan perhatian pada kebutuhan penekanan di huruf akhir tersebut, bahkan juga pada huruf yang sebelumnya, sebagai isyarat kepada pendengar bahwa satu huruf yang menjadi tempat berhentinya dengan sukun tersebut, yang dilakukan dengan merapatkan organ suara, jikalau dibaca washal maka dia bertasydid dengan menambah satu huruf.



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.