Tadabbur Al Baqarah 190 s.d. 194 dalam Perspektif Siroh Nabawiyah (1)



Tadabbur Al Baqarah 190 s.d. 194 dalam Perspektif Siroh Nabawiyah (1)

Oleh : Reza Ervani bin Asmanu

w

Pengantar

Meninjau Masa Sebelum Turunnya Ayat

Diriwayatkan oleh Al Wahidi dari Jalur Al Kalbi dan Abi Shalih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Asbabun Nuzul ayat ini berhubungan dengan perjanjian Hudaibiyah, saat Rasulullah dan para shahabatnya dicegah menuju Baitullah.

Kaum Musyrik pada saat itu menjanjikan Rasul dan kaum mu’min boleh kembali pada tahun berikutnya.

Ketika sudah tiba tahunnya, Rasulullah dan sahabat bersiap untuk mengqadha Umroh tahun sebelumnya, dan khawatir halangan seperti tahun sebelumnya terjadi. Sementara para shahabat juga tidak mau berperang pada bulan-bulan Haram, maka turunlah ayat-ayat ini. (Asbabun Nuzul – Imam As Suyuthi)

Karena itu yang pertama menjadi penting bagi kita untuk mengambil pula pelajaran terkait Umroh Al Hudaibiyah, masa sebelum ayat ini turun, untuk mendapatkan hikmah dari episode-episode sejarah yang terjadi saat itu, termasuk keputusan-keputusan yang dibuat oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.

Meninjau Kondisi Kaum Muslimin Saat Turunnya Ayat

Mayoritas ulama tafsir berpendapat bahwa ayat 190 Surah Al Baqarah ini adalah ayat pertama yang turun mengenai izin berperang, berdasarkan riwayat dari sejumlah shahabat, Ar Rabi’ bin Anas dan selainnya. (Tafsir Bahrul Muhith – Tafsir Al Munir)

Meskipun ada juga yang berpendapat bahwa ayat pertama yang turun tentang izin berperang adalah Surah Al Hajj ayat 39 dan 40, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu (Tafsir Al Munir)

Karena itu hikmah kedua yang akan kita gali dari Siroh Nabawiyah adalah bagaimana Allah Ta’ala menyiapkan kekuatan kaum mu’min sebelum diizinkan melakukan konfrontasi militer kepada kaum kafir Quraisy, dan membandingkan kondisi kekuatan kaum Muslimin saat ayat ini turun dengan masa sebelum itu.

Sehingga rentang belajar kita akan dimulai dari masa Umroh Hudaibiyah hingga saat ayat ini turun, In sya Allah beberapa referensi akan kita jadikan rujukan, semisal Kitab Ar Rahiqul Makhtum buah tangan Syaikh Shafiyyurahman al Mubarakfuri

Dengan harapan, lewat Tadabbur Siroh Nabawiyah terkait ayat-ayat perang ini, dapatlah kemudian kita membandingkan kondisi di zaman kemenangan itu dengan kondisi ummat Islam di masa kini.

Semoga Allah Ta’ala merahmati kita semua dengan Al Quran. Aamiin.

Bersambung in sya Allah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.