Rukun-rukun Al Isti’adzah (5) : Rukun Keempat dan Rukun Kelima



اركان الاستعاذة

Rukun-rukun Al Isti’aadzah – Tulisan Kelima dari Lima Tulisan

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

د- الركن الرابع من أركان الاستعاذة: المستعاذ منه، وهو الشيطان الرجيم، أعاذنا الله منه.

Rukun keempat, Al Musta’aadzu minhu (Yang dimintakan perlindungan darinya) – yakni Syetan yang terkutuk, semoga Allah Ta’ala melindungi kita darinya.

هـ- الركن الخامس من أركانها: المطلب الذي من أجله يستعيذ المسلم، وهو السلامة في دينه ودنياه، من الشيطان ووسوسته ومكايده وجميع شروره.

Rukun kelima, Permintaan yang diminta oleh seorang Muslim untuk dilindungi, yakni keselamatan akan agamanya dan duninya, dari setan dan bisikannya, dari intrik dan semua kejahatannya.

قال الله تعالى: ﴿ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ النَّاسِ * مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴾ [الناس: 1 – 4].

Allah Ta’ala berfirman : “Katakanlah: “Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia.. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi” (Surah An Nas ayat 1 s.d. 4)

وقال تعالى: ﴿ وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ * وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ ﴾ [المؤمنون: 97، 98].

Allah Ta’ala berfirman : “Dan katakanlah: “Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku“. (Surah Al Mu’minuun ayat 97 dan 98)

وقال صلى الله عليه وسلم: «اللهم فاطر السموات والأرض، عالم الغيب والشهادة، رب كل شيء ومليكه، أشهد أن لا إله إلا أنت، أعوذ بك من شر نفسي، ومن شر الشيطان وشركه، وأن أقترف على نفسي سوءًا أو أجره إلى مسلم»

Nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda : “Ya Allâh, Yang Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib dan yang nyata. Wahai Pencipta langit dan bumi. Rabb segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan ajakannya untuk berbuat syirik. (Aku berlindung kepada-Mu) dari perbuatan jahat terhadap diriku sendiri atau kepada muslim lain ”.

قال ابن القيم في «إغاثة اللهفان» بعد أن ذكر هذا الحديث: «فتضمن هذا الحديث الشريف الاستعاذة من الشر وأسبابه، وغايته، فإن الشر كله إما أن يصدر من النفس، أو من الشيطان، وغايته: إما أن يعود على العامل أو على أخيه المسلم…».

Ibnu Qayyim dalam Ighaatsatul Lahfaan setelah menyebutkan hadits ini mengatakan : “Hadits yang mulia ini mengumpulkan perlindungan dari keburukan, penyebab-penyebab keburukan dan sasaran keburukan tersebut. Semua keburukan, baik itu bersumber dari diri atau dari syaithan, dan sasarannya, baik itu pada amal atau pada saudara muslimnya.”

وقال الطبري في كلامه على معنى الاستعاذة: «أستجير بالله- دون غيره من سائر خلقه- من الشيطان، أن يضرني في ديني، أو يصدني عن حق يلزمني لربي».

Imam Ath Thabari mengatakan dalam perkataannya tentang makna Al Isti’aadzah : “Meminta perlindunga kepada Allah Ta’ala – bukan kepada selainnya yang seluruhnya merupakan ciptaanNya – dari syaithan, yang memberikan keburukan pada agamaku, atau memalingkanku dari kebenaran yang mengantarkanku kepada Robbku”

وقال ابن كثير: «أستجير بجناب الله من الشيطان الرجيم، أن يضرني في ديني أو دنياي أو يصدني عن فعل ما أمرت به، أو يحثني على فعل ما نهيت عنه».

Ibnu Katsir mengatakan : “Meminta perlindungan pada kebesaran Allah Ta’ala dari syaithan yang terkutuk, yang memberikan keburukan pada agamaku atau pada duniaku, atau memalingkanku dari pekerjaan yang diperintahkan kepadaku, atau mendorongku melakukan pekerjaan yang dilarang bagiku”

Alhamdulillah, selesai pembahasan Rukun-rukun Al Isti’aadzah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.