Fiqh Muyassar 032 : Wudhu (2) : Dalil tentang Kewajibannya, Kepada Siapa Diwajibkan dan Kapan Diwajibkan



[الباب الخامس: في الوضوء، وفيه مسائل]

Bab Kelima : Dalam Hal Wudhu

padanya ada beberapa pembahasan

[المسألة الثانية: الدليل على وجوبه، وعلى من يجب، ومتى يجب؟]

Pembahasan Kedua : Dalil tentang Kewajibannya, Kepada Siapa Diwajibkan dan Kapan Diwajibkan

أما الدليل على وجوبه: فقوله تعالى

Adapun dalil akan diwajibkannya wudhu adalah Firman Allah Ta’ala :

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ) [المائدة: ٦].

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu, dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit1 atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh2 perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Al Maidah ayat 6)

وقوله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: (لا يقبل الله صلاةً بغير طُهُور، ولا صدقة من غُلُول) 

Juga sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam : “Allah tidak menerima sholat tanpa bersuci dan tidak menerima shadaqah dari hasil ghulul (penggelapan) 3

وقوله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: (لا يقبل الله صلاة من أحدث حتى يتوضأ)

Dan juga sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam : “Allah tidak menerima sholat orang yang berhadats hingga ia berwudhu” 4

ولم ينقل عن أحد من المسلمين في ذلك خلاف، فثبتت بذلك مشروعية الوضوء: بالكتاب، والسنة، والإجماع.

Tidak dinukil dari seorang muslimpun bahwa hal tersebut memiliki khilaf (berarti tidak ada khilaf pada perkara tersebut), maka dengan demikian syariat wudhu menjadi tetap berdasarkan Al Quran, Sunnah dan Ijma’

وأما على مَنْ يجب: فيجب على المسلم البالغ العاقل إذا أراد الصلاة وما في حكمها.

Adapun kepada siapa diwajibkan : Yakni diwajibkan pada setiap muslim yang baligh dan berakal jika hendak mendirikan sholat atau yang sehukum dengannya.

وأما متى يجب؟ فإذا دخل وقت الصلاة أو أراد الإنسان الفعل الذي يشترط له الوضوء، وإن لم يكن ذلك متعلقاً بوقت، كالطواف ومس المصحف.

Adapun kapan diwajibkannya ? Jika sudah masuk waktu sholat atau ketika seseorang hendak mengerjakan hal yang disyaratkan padanya berwudhu, sekalipun tidak berkaitan dengan waktu tertentu, seperti thawaf dan menyentuh mushaf

Allahu Ta’ala ‘Alam

Catatan Kaki

  1. Riwayat Imam Muslim Nomor 224. Ghulul bermakna penggelapan hasil rampasan perang dan selainnya
  2. Riwayat Imam Muslim Nomor 223
  3. Riwayat Imam Muslim Nomor 224. Ghulul bermakna penggelapan hasil rampasan perang dan selainnya
  4. Riwayat Imam Muslim Nomor 223


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.