[Ensiklopedi Al Quran] Tafsir ayat 7 Al Fatihah



سُورَةِ الفاتحة

الآيات (٧)

تفسير الآيات

Tafsir ayat 7 Al Fatihah

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

Tafsir ayat 7 Al Fatihah ini adalah rangkaian terakhir dari Pembahasan Tafsir Al Fatihah sebelum masuk ke pembahasan lainnya. Penghitungan ayat yang digunakan adalah penghitungan ayat versi Kuffah sebagaimana yang digunakan pada mushaf kebanyakan yang ada di Indonesia

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka

مُناسبة الآية لِمَا قبلها:

Kesesuaian ayat dengan apa yang ada sebelumnya

لَمَّا كان في الآية السابقة طلبُ الهِداية إلى أشرفِ طَريق، ناسَب ذلك سؤالَ أَحسنِ رفيقٍ ، فقال تعالى :

Jika pada ayat sebelumnya berisi permintaan akan hidayah ke jalan yang mulia, maka hal tersebut terkait dengan permasalahan tentang kawan/golongan terbaik. 1

Maka Allah Ta’ala berfirman

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka

أي: طريق الذين أَنعمَ الله تعالى عليهم بالهِداية إلى الصِّراط المستقيم، وهم الذين علِموا الحقَّ وعمِلوا به؛ امتثالًا لِمَا أمَر الله عزَّ وجلَّ، واجتنابًا لِمَا نهى عنه سبحانَه، بإخلاصٍ لله تعالى، ومتابعةٍ للرَّسول صلَّى الله عليه وسلَّم، وهم المذكورون في قوله تعالى :

Yakni jalan orang-orang yang Allah Ta’ala berikan nikmat atas mereka berupa hidayah/petunjuk ke jalan yang lurus, mereka yang mengetahui tentang kebenaran (Al Haq) dan beramal dengannya. Mengikuti apa-apa yang Allah Azza wa Jalla perintahkan, dan meninggalkan apa-apa yang Allah Subhanahu larang, dengan ikhlas (memurnikan ketaatan) kepada Allah Ta’ala. Serta mengikuti Rasul shalallahu ‘alahi wa sallam, sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah Ta’ala :

وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا [النساء: ٦٩] .

Dan barang siapa yang menaati Allah dan rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para ṣhiddīqīn, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Surah An Nisaa ayat 69) 2

Bagian kedua

غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Bukan jalan orang-orang yang engkau murkai atas mereka dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat

غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ.

Bukan jalan orang-orang yang engkau murkai

أي: إنَّ مِن صفات الذين أَنعم الله تعالى عليهم، أنَّهم ليسوا كاليهود، ومَن سلَك طريقتَهم في ترْك العمل بالحقِّ بعد معرفته .

Yakni : Bahwa salah satu dari sifat orang-orang yang Allah Ta’ala berikan nikmat atas mereka, adalah bahwa mereka tidak seperti kaum yahudi dan orang-orang yang menempuh jalan seperti kaum yahudi. Yaitu mereka yang meninggalkan beramal diatas Al Haq (kebenaran) justru setelah mereka mengetahuinya (memiliki ilmunya) 3

فأخصُّ أوصاف اليهود، الغضبُ، كما قال الله تعالى فيهم:

Maka shifat yang secara spesifik menggambarkan kaum yahudi, adalah kemurkaan (Allah Ta’ala), sebagaimana yang di-Firman-kan Allah Ta’ala :

مَنْ لَعَنَهُ اللهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ [المائدة: ٦٠] 

yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah (Surah Al Maaidah ayat 6)

وقال سبحانه أيضًا :

Juga Firman Allah Ta’ala :

فَبَاؤُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ [البقرة: ٩٠] .

Karena itu, mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan (Surah Al Baqarah ayat 90)

وعن عَديِّ بن حاتمٍ رضي الله عنه، قال: قال رسولُ الله صلَّى الله عليه وسلَّم :

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Adi ibn Haatim radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :

((المغضوب عليهم: اليهود)) .

Al Maghdubu ‘alaihim : Al Yahuud (Orang yang Allah Ta’ala murka atas mereka adalah orang-orang Yahudi) 4

ولا الضَّالِّينَ.

Dan orang-orang yang sesat

أي: إنَّ من صِفات الذين أنعمَ الله تعالى عليهم، أنَّهم ليسوا كالنَّصارى، ومَن سلك طريقتَهم ممَّن جهِلوا الحقَّ، فعبَدوا الله تعالى بغير عِلم .

Yakni : Salah satu dari shifat orang-orang yang Allah Ta’ala berikan nikmat atas mereka, adalah bahwa mereka tidak seperti kaum Nashrani, serta orang-orang yang menempuh jalan seperti kaum nashrani, yakni yang jahil (bodoh), tidak mengetahui kebenaran (Al Haq), sehingga mereka menyembah Allah Ta’ala tanpa ilmu. 5

فأخصُّ أوصاف النصارى الضلال، كما قال سبحانه :

Maka salah satu karakteristik orang nashrani adalah sesat, sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ [المائدة: ٧٧] .

” … orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”. (Surah Al Maaidah ayat 77)

وعن عديِّ بن حاتم رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم:

Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Adi ibn Haatim, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :

((ولا الضالين: النَّصارى)) .

Wa laa adh dhooliin : An Nashaara (Yang dimaksudkan dengan orang-orang yang sesat adalah Nashrani) 6

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Catatan Kaki

  1. يُنظر: ((نظم الدرر)) للبقاعي (1/45)
  2. يُنظر: ((تفسير ابن جرير)) (1/176-180)، ((الوجيز)) للواحدي (ص: 89)، ((تفسير ابن عطية)) (1/74)، ((مجموع فتاوى ابن تيمية)) (10/107)، ((تفسير ابن كثير)) (1/137، 140)، ((تفسير ابن عاشور)) (1/191)، ((تفسير السعدي)) (ص: 39)، ((تفسير ابن عُثيمين – الفاتحة والبقرة)) (1/16، 17).
  3. قال ابنُ أبي حاتم: (لا أعلمُ بين المفسِّرين في هذا الحرْف اختلافًا) ((تفسير ابن أبي حاتم)) (1/31). ويُنظر: ((تفسير ابن جرير)) (1/185)، ((تفسير الماوردي)) (1/61)، ((التفسير الوسيط)) للواحدي (1/70) ((تفسير ابن عطية)) (1/76)، ((مدارج السالكين)) لابن القيم (1/78)، ((تفسير ابن كثير)) (1/140)، ((تفسير ابن عاشور)) (1/195).
  4. رواه أحمد (4/378) (19400)، وابن حبان (16/183) (7206)، والطبراني (17/100) (237). قال الهيثميُّ في ((مجمع الزوائد)) (6/210): رجاله رجال الصَّحيح، غير عبَّاد بن حُبَيش، وهو ثِقة، وحسَّن إسنادَه ابن حجر في ((فتح الباري)) (8/9)، وصحَّحه بمجموع طرقه الألبانيُّ في ((سلسلة الأحاديث الصحيحة)) (3263).
  5. قال ابنُ أبي حاتم: (لا أعلم بين المفسِّرين في هذا الحَرْف اختلافًا) ((تفسير ابن أبي حاتم)) (1/31). ويُنظر: ((تفسير ابن جرير)) (1/193-194)، ((تفسير الماوردي)) (1/61)، ((مدارج السالكين)) لابن القيم (1/78)، ((تفسير ابن كثير)) (1/140، 141).


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.