Rencana “Tanzhim” Israel (2)



مخططات “التنظيم” الإسرائيلية: الأداة الكامنة لدمج الأراضي الفلسطينية المحتلة في إسرائيل

Rencana “Tanzhim” Israel: Alat Tersembunyi untuk Mengintegrasikan Tanah Palestina yang Diduduki ke dalam Israel (Bagian Kedua)

Penulis: Ali al-Jarbawi dan Rami Abdul Hadi

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Rencana “Tanzhim” Israel ini masuk dalam Kategori Sejarah Palestina

أما من الناحية التطبيقية، فقد اتبعت الحركة الصهيونية سياسة التدرج في إيجاد أمر واقع تلو الآخر بما يتوافق مع أهدافها.(3)

Adapun dari sisi praktis, gerakan Zionis telah mengikuti kebijakan bertahap dalam menciptakan kenyataan baru demi kenyataan baru yang sejalan dengan tujuan-tujuannya. 1

فبعد استصدار وعد بلفور، قامت الحركة الصهيونية بتثبيت الشرعية السياسية للوكالة اليهودية في صك الانتداب. وفي أثناء الفترة الانتدابية، ركزت هذه الحركة جهودها على الاستيلاء على الأرض بمختلف الوسائل، واستجلاب المهاجرين اليهود بشتى الطرائق، وإقامة البنية المؤسساتية للدولة المستقبلية، ومد خطوط الاستيطان اليهودي على أكبر رقعة ممكنة.

Setelah keluarnya Deklarasi Balfour, gerakan Zionis berhasil menetapkan legitimasi politik bagi Jewish Agency melalui Piagam Mandat. Pada masa Mandat, gerakan ini memusatkan upayanya untuk menguasai tanah dengan berbagai cara, mendatangkan imigran Yahudi melalui beragam jalur, mendirikan struktur kelembagaan bagi negara masa depan, serta memperluas jalur pemukiman Yahudi di wilayah seluas mungkin.

Kantor Jewish Agency di Yerusalem
Kantor Jewish Agency di Yerusalem

ويجدر الانتباه في هذه السياق، إلى أن الأيديولوجيا الصهيونية تعتبر الدولة اليهودية تخومية، بمعنى أن النقاط الاستيطانية هي التي تحدد مجالها، وبذلك فإن الامتداد الاستيطاني هو الوسيلة المتبعة لتوسيع عمق هذه الدولة الجغرافي.(4)

Perlu dicatat dalam konteks ini bahwa ideologi Zionis menganggap negara Yahudi bersifat frontier (berbatas kabur), yang berarti bahwa titik-titik pemukimanlah yang menentukan batas wilayahnya. Dengan demikian, ekspansi pemukiman menjadi sarana utama untuk memperluas kedalaman geografis negara ini. 2

عندما وقعت الحرب، في أعقاب قرار التقسيم سنة 1947، استطاعت الحركة الصهيونية إقامة دولة إسرائيل بالاستلاء على ما يقارب 80% من مساحة فلسطين، وطرد ما يزيد على 800 ألف فلسطيني من مواطنهم.

Ketika perang terjadi setelah keputusan pembagian tahun 1947, gerakan Zionis berhasil mendirikan negara Israel dengan menguasai hampir 80% wilayah Palestina, serta mengusir lebih dari 800 ribu orang Palestina dari tanah air mereka.

وفي الفترة بين سنة 1948 وسنة 1967، عملت الحركة الصهيونية على تدعيم بنيان الدولة الوليدة، وتوطيد بنيتها اليهودية، وتهيئتها للقيام بحملة توسعية مستقبلية.

Pada periode antara tahun 1948 hingga 1967, gerakan Zionis bekerja untuk memperkuat bangunan negara yang baru lahir, memperkokoh struktur Yahudinya, dan mempersiapkannya untuk melaksanakan kampanye ekspansi di masa depan.

وكان ضمن الأهداف الصهيونية في تلك الحقبة، خنق ما تبقى من وجود فلسطيني داخل إسرائيل، فتم استصدار ما يلزم من قوانين عنصرية ضد الأقلية الفلسطينية من جهة، وتوظيف المؤسسات الحكومية لتنفيذ سياسة مبرمجة ضدها.(5) 

Di antara tujuan Zionis pada periode tersebut adalah mencekik sisa keberadaan bangsa Palestina di dalam Israel, dengan cara mengeluarkan undang-undang rasialis yang diperlukan terhadap minoritas Palestina di satu sisi, serta memanfaatkan lembaga-lembaga pemerintah untuk melaksanakan kebijakan terprogram terhadap mereka di sisi lain. 3

وكانت سياسة التخطيط الإسرائيلية إحدى أهم الوسائل التي استخدمت لا لحصر نمو التجمعات السكانية الفلسطينية داخل إسرائيل فحسب، وإنما لتفتيتها أيضاً.(6)

Kebijakan perencanaan Israel adalah salah satu sarana terpenting yang digunakan, bukan hanya untuk membatasi pertumbuhan kelompok-kelompok pemukiman Palestina di dalam Israel, tetapi juga untuk memecah belah mereka. 4

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber: Majalah ad Dirasaat Al Filisthiniyyah Edisi Musim Semi Tahun 1990

Catatan Kaki

  1. Ali al-Jarbawi, “Al-Shira‘ bayna (Jumhuriyyat Filasthin al-Ula) wa (Jumhuriyyat Isra’il al-Thaniyah)”, Shu’un ‘Arabiyyah, edisi 55 (September 1988), hlm. 31–35
  2. Ibrahim al-Daqqaq, “Al-Siyasah al-Istithaniyyah al-Isra’iliyyah, wa In‘ikasatuha ‘ala Qadiyyat al-Iskan al-Filastini fi al-Ard al-Muhtallah”, Al-Mustaqbal al-‘Arabi, edisi 107, tahun 10 (Januari 1988), hlm. 7–9
  3. Sabri Jiryis, The Arab of Israel (New York: Monthly Review Press, 1967); Ian Lustick, Arab in the Jewish State (Austin: University of Press, 1980)
  4. Rasim Muhyiddin Khumaisi, “Siyasat al-Takhthith al-Isra’iliyyah wa Hadm al-Mabani fi al-Dhifah al-Gharbiyyah” (al-Quds: al-Jam‘iyyah al-Filastiniyyah al-Akademiyyah li al-Shu’un al-Duwaliyyah, 1989), hlm. 3–4


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.