Rasisme Baru Jahiliyah Modern



عنصرية جديدة أفرزتها الجاهلية الحديثة

Rasisme Baru yang Dihasilkan oleh Jahiliyah Modern

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Rasisme Baru Jahiliyah Modern ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله

شكراً لاتاحة الفرصة

Terima kasih atas kesempatan ini.

سؤالي غريب بعض الشيء ولكنه متفشي في مجتمعاتنا العربية وهو كراهية جنسية معينة لجنسية أخرى واعتقاد أن الجنسية الفلانية أناس غير جيدين أو كذابين أو نصابين وما إلى ذلك وهل يجوز أن يعامل إنسان ما بحكم مسبق على أنه من جنسية كذا وبالتالي فهو غير جيد ؟

Pertanyaan saya agak aneh, tetapi sangat marak di masyarakat kita di dunia Arab, yaitu kebencian terhadap warga negara tertentu oleh warga negara lainnya. Hal ini didasari keyakinan bahwa warga negara tertentu adalah orang-orang yang tidak baik, pembohong, penipu, dan semacamnya. Apakah diperbolehkan memperlakukan seseorang dengan prasangka buruk hanya karena ia berasal dari negara tertentu dan menganggapnya sebagai orang yang tidak baik?

الإجابــة

Jawaban

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:

فلا يجوز للمسلم أن يحمل في قلبه البغض والكراهية لإخوانه المسلمين لمجرد أنهم يحملون جنسية معينة، أو ينسبون إلى جهة أو قبيلة أو عنصر. فإن هذه نظرة جاهلية أبطلها الإسلام، وعنصرية جديدة أبرزتها الجاهلية الحديثة، عندما قسمت العالم الإسلامي إلى جنسيات عدة وأوطان مختلفة.

Seorang Muslim tidak diperbolehkan memendam kebencian atau permusuhan terhadap saudara sesama Muslim hanya karena mereka memiliki kewarganegaraan tertentu, berasal dari wilayah tertentu, suku tertentu, atau ras tertentu. Pandangan semacam ini adalah bentuk jahiliyah yang telah dihapus oleh Islam. Rasisme baru ini adalah hasil dari jahiliyah modern, yang membagi dunia Islam ke dalam berbagai kewarganegaraan dan negara yang berbeda-beda.

ومبدأ التعميم مبدأ غير سليم يرفضه العقل الصحيح والشرع الصريح. قال الله تعالى: 

Prinsip generalisasi atau menggeneralisasi sifat tertentu kepada suatu kelompok adalah prinsip yang tidak benar, baik secara logika maupun syariat. Allah Ta’ala berfirman:

وَلا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى[الأنعام:١٦٤].

“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” (Surah Al An’am ayat 164)

والناس بجبلتهم مختلفون ولو كانوا إخوة أشقاء، فهم مختلفون في الطباع والأذواق وفي الاستقامة والانحراف، كاختلافهم في الألسنة والألوان، وكل ذلك من آيات الله تعالى في هذا الكون وعظيم قدرته في هذه الحياة.

Manusia secara fitrah memang berbeda-beda, bahkan jika mereka adalah saudara kandung sekalipun. Mereka berbeda dalam sifat, selera, kesalehan, maupun penyimpangan, sebagaimana mereka berbeda dalam bahasa dan warna kulit. Semua itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala di alam semesta dan bukti keagungan-Nya di kehidupan ini.

فلا ينبغي للمسلم أن يكون ناقمًا على جنسية معينة وتعميمها بوصف – سواء كان صوابًا أو خطأً – قد اتصف به بعض أفرادها، فهذا ليس من الحكمة ولا من الإنصاف أو العدل.

Karena itu, seorang Muslim tidak sepantasnya memendam kebencian terhadap warga negara tertentu atau menggeneralisasi sifat tertentu—benar atau salah—yang mungkin hanya dimiliki oleh sebagian individu dari kelompok tersebut. Hal ini bukanlah tindakan yang bijaksana, adil, atau benar.

والتعصب لمبدأ الجنس أو القوم أمر ممقوت طبعًا ومرفوض شرعًا، حذر منه النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: …

Fanatisme terhadap ras atau kelompok adalah sesuatu yang tercela secara naluri dan dilarang oleh syariat. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan hal ini dalam sabdanya :

إن الله عز وجل قد أذهب عنكم عُبِّية الجاهلية وفخرها بالآباء، مؤمن تقي وفاجر شقي، والناس بنو آدم، وآدم من تراب، لينتهينّ أقوام عن فخرهم برجال، أو ليكوننّ أهون عند الله من عدتهم من الجعلان التي تدفع بأنفها النتن. رواه أحمد وأبو داود.

“…Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menghapuskan kebanggaan jahiliyah dari kalian dan sikap membanggakan nenek moyang. (Yang ada hanyalah) seorang Mukmin yang bertakwa atau seorang pendosa yang sengsara. Manusia itu adalah keturunan Adam, dan Adam berasal dari tanah. Hendaklah orang-orang yang membanggakan leluhur mereka berhenti, jika tidak, mereka akan menjadi lebih hina di sisi Allah daripada kumbang yang mengais kotoran dengan hidungnya.”
(Hadits Riwayat Ahmad dan Abu Dawud)

وقال صلى الله عليه وسلم: …

Beliau juga bersabda :

دعوها فإنها منتنة. 

“…Tinggalkanlah (fanatisme itu), karena ia adalah sesuatu yang menjijikkan.”

وفي رواية:

Dalam riwayat lain:

 فإنها خبيثة. رواه البخاري ومسلم وغيرهما.

“…Karena ia adalah sesuatu yang buruk.”

(Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim)

وقال الله تبارك وتعالى: 

Allah Ta’ala juga berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ[الحجرات:١٣].

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (Surah Al Hujurat ayat 13)

وعليه فإن مفهوم القومية أو الوطنية أو الجهة، مفهوم جاهلي خاطئ يرفضه الإسلام، فلا قومية ولا جنسية أرفع من التقوى.

Berdasarkan hal ini, konsep kebangsaan, nasionalisme, atau sektarianisme adalah konsep jahiliyah yang keliru dan ditolak oleh Islam. Tidak ada kebangsaan atau kewarganegaraan yang lebih tinggi daripada takwa.

والله أعلم.

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.