Bekerja di Kantor Pajak Antara Boleh dan Haram



العمل في دائرة الضرائب بين الإباحة والحرمة

Bekerja di Kantor Pajak Antara Boleh dan Haram

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Bekerja di Kantor Pajak Antara Boleh dan Haram ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan:

أنا شاب متزوج، أعمل موظفا في دائرة ضريبة الدخل والمبيعات. فما حكم ما أتقاضاه من رواتب ومكافآت من عملي؟ علما أنني قد تعينت بها بعد سبع سنين من تخرجي من الجامعة. والله إن قلبي قد تعب، ونفسيتي تعبت من التفكير في هذا الأمر أن أظلم أحدا، أو أساهم في أكل مال ظلما. حيث هناك حديث يخيفني، وهو: لا يدخل الجنة صاحب مكوس. وكذلك قصة المرأة التي رجمها الرسول، وقال:

Saya seorang pemuda yang sudah menikah, bekerja sebagai pegawai di kantor pajak penghasilan dan penjualan. Apa hukum gaji dan bonus yang saya terima dari pekerjaan saya? Saya diangkat setelah tujuh tahun lulus dari universitas. Demi Allah, hati saya lelah dan jiwa saya resah memikirkan apakah saya menzalimi seseorang, atau ikut memakan harta dengan zalim. Ada hadits yang membuat saya takut, yaitu: “Tidak akan masuk surga pemungut pajak (maks).” Juga kisah wanita yang dirajam oleh Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda :

والله لقد تابت توبة لو تابها صاحب مكس لغفر له،

“Demi Allah, sungguh ia telah bertaubat dengan taubat yang seandainya dilakukan oleh pemungut maks, niscaya Allah mengampuninya.”

أو بمعنى ما قال؛ ولذلك لشدة خطورة الأمر.

atau sebagaimana sabdanya dengan makna serupa. Karena itu saya merasa perkara ini sangat berbahaya.

فهل أتركها؟ وإذا تركتها من أين سوف أعتاش أنا وعائلتي؟ علما أنه هو مصدر الدخل الوحيد. وأنوه أنه من خلال اتصال هاتفي مع اثنيين من المفتين حول هذا الموضوع لم يعطياني أيّ جواب، وقالوا بالحرف الواحد: لا نجاوب على هذا السؤال، واسأل دائرة الإفتاء. واتصلت بدائرة الإفتاء مرتين، وقالوا: حلال. وقال أحدهما: إن سيدنا عمر فرض ضريبة، لكن -والله- قلبي غير مرتاح.
جزاكم الله خير الجزاء.

Apakah saya harus meninggalkannya? Jika saya tinggalkan, dari mana saya akan menghidupi diri dan keluarga saya? Padahal itu satu-satunya sumber penghasilan saya. Perlu saya sampaikan, saya pernah menelepon dua orang mufti tentang hal ini, namun keduanya tidak memberi jawaban, hanya berkata: “Kami tidak menjawab pertanyaan ini, tanyakan saja ke lembaga fatwa.” Saya juga sudah menelepon lembaga fatwa dua kali, mereka menjawab: “Halal.” Salah seorang dari mereka bahkan berkata: “Sayyidina Umar juga pernah memungut pajak.” Akan tetapi, demi Allah, hati saya tetap tidak tenang.
Jazakumullahu khairan.

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya, amma ba’du:

فالعمل في دائرة الضرائب، يختلف حكمه باختلاف حكم هذه الضرائب:

Bekerja di kantor pajak hukumnya berbeda-beda sesuai dengan hukum pajak itu sendiri:

فإن كانت الدولة تجمعها لحاجتها إليها، لتصرفها في المصالح العامة؛ فهي جائزة، والعمل فيها مباح، وكسب العامل فيها حلال.

Jika negara memungut pajak karena membutuhkannya, untuk kemudian menyalurkannya pada kepentingan umum, maka hal itu diperbolehkan, bekerja di dalamnya juga mubah, dan gaji pegawainya halal.

وأمّا إذا كانت الضرائب تؤخذ ظلما، أو تصرف في غير وجهها الصحيح، فهي غير جائزة، والعمل فيها غير جائز، إلا لمن يعمل بقصد تخفيف الظلم، وتقليل الشر، فعمله جائز، كما بينا ذلك في الفتوى الأخرى هنا

Namun jika pajak dipungut dengan cara zalim, atau digunakan tidak pada tempatnya, maka hal itu tidak boleh. Bekerja di dalamnya pun tidak boleh, kecuali bagi orang yang bekerja dengan niat meringankan kezaliman dan mengurangi keburukan. Maka pekerjaannya boleh. Hal ini telah dijelaskan dalam fatwa lain disini

والوقوف على حكم الضرائب في بلد ما، يرجع فيه إلى أهل العلم في هذا البلد، فإذا سألت من تثق بعلمه ودينه من أهل العلم في بلدك؛ فلا حرج عليك في العمل بقوله.

Adapun kepastian hukum pajak di suatu negara, maka hal itu dikembalikan kepada ulama di negara tersebut. Jika engkau bertanya kepada seorang ulama di negeri ini yang engkau percaya ilmu dan agamanya, maka tidak mengapa bagimu untuk mengikuti fatwanya.

وللفائدة راجع الفتوى الأخرى هنا

Untuk tambahan faidah, silakan lihat fatwa lain disini :

والله أعلم.

Wallahu a’lam.

Sumber : IslamWeb

bekerja di kantor pajak | hukum gaji pajak | fatwa pajak halal haram | maks pajak | hukum kerja di pajak



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.