أدعية يتعوذ بها عند الخوف من التعرض للأذى
Doa-Doa yang Dibaca untuk Berlindung Saat Takut Mendapatkan Gangguan (Bagian Ketiga)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Doa Saat Takut Gangguan ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
وأما آية:
Adapun ayat :
وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ.
Wa ja‘alnā min bayni aydīhim saddan, wa min khalfihim saddan, fa-aghs̱aynāhum fahum lā yubṣirūn
“Dan Kami jadikan di hadapan mereka dinding, dan di belakang mereka dinding (pula), lalu Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (Surah Yasin: 9).
فقد روي التعوذ بها عن النبي صلى الله وسلم، ولكنه لم يصح سنده.
Telah diriwayatkan bacaan ayat ini untuk berlindung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, namun sanadnya tidak sahih.
فقد قال ابن إسحاق حدثني يزيد بن أبي زياد عن محمد بن كعب القرظي قال: لما اجتمعوا له وفيهم أبو جهل قال وهم على بابه
Ibn Ishaq berkata: Telah menceritakan kepadaku Yazid bin Abi Ziyad dari Muhammad bin Ka‘b Al-Qurazhi, ia berkata: Ketika orang-orang Quraisy berkumpul untuk menghadapi Nabi, di antara mereka ada Abu Jahal, mereka berkata di depan pintunya :
إن محمداً يزعم أنكم إن تابعتموه على أمره كنتم ملوك العرب والعجم ثم بعثتم من بعد موتكم فجعلت لكم جنان كجنان الأردن وإن لم تفعلوا كان فيكم ذبح ثم بعثتم بعد موتكم ثم جعلت لكم نار تحرقون فيها،
“Sesungguhnya Muhammad mengaku bahwa jika kalian mengikutinya pada urusannya, maka kalian akan menjadi raja atas bangsa Arab dan ‘Ajam. Kemudian setelah kematian kalian, kalian akan dibangkitkan lalu diberikan surga seperti surga di Yordania. Tetapi jika kalian tidak mengikuti, maka kalian akan disembelih. Kemudian setelah kematian kalian, kalian akan dibangkitkan lalu dimasukkan ke dalam neraka yang membakar kalian.”
قال: فخرج رسول الله فأخذ حفنة من تراب في يده ثم قال: نعم أنا أقول ذلك أنت أحدهم وأخذ الله على أبصارهم عنه فلا يرونه فجعل ينثر ذلك التراب على رؤسهم وهو يتلو هذه الآيات
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun keluar, lalu beliau mengambil segenggam tanah di tangannya dan berkata: “Ya, aku memang mengatakan itu, dan engkau termasuk salah satunya.” Lalu Allah menutup penglihatan mereka darinya sehingga mereka tidak melihatnya. Maka beliau menaburkan tanah itu ke atas kepala mereka sambil membaca ayat-ayat :
يس والقرآن الحكيم إنك لمن المرسلين على صراط مستقيم
“Yasin, Demi Al-Quran yang penuh hikmah, sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar termasuk para rasul, di atas jalan yang lurus…”
إلى قوله
hingga firman-Nya:
وجعلنا من بين أيديهم سداً ومن خلفهم سداً فأغشيناهم فهم لا يبصرون..
“Dan Kami jadikan di hadapan mereka dinding, dan di belakang mereka dinding (pula), lalu Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (Surah Yasin: 1–9).
ولم يبق منهم رجل إلا وقد وضع على رأسه تراباً ثم انصرف إلى حيث أراد أن يذهب فأتاهم آت ممن لم يكن معهم فقال: ما تنتظرون ههنا قالوا: محمداً،
Tidak seorang pun dari mereka yang tersisa melainkan di atas kepalanya telah ditaburkan tanah. Rasulullah kemudian pergi ke tempat yang beliau kehendaki. Lalu datang seseorang yang tidak ikut bersama mereka dan berkata: “Apa yang kalian tunggu di sini?” Mereka menjawab: “Muhammad.”
فقال: خيبكم الله قد والله خرج عليكم محمد ثم ما ترك منكم رجلاً إلا وقد وضع على رأسه تراباً وانطلق لحاجته أفما ترون ما بكم قال: فوضع كل رجل منهم يده على رأسه فإذا عليه تراب
Orang itu berkata: “Celakalah kalian, demi Allah Muhammad telah keluar menemui kalian, dan ia tidak meninggalkan seorang pun dari kalian melainkan telah meletakkan tanah di kepalanya, lalu ia pergi untuk urusannya. Tidakkah kalian menyadarinya?” Maka masing-masing dari mereka meletakkan tangannya di atas kepalanya, ternyata benar ada tanah di sana.
ثم جعلوا يتطلعون فيرون عليا على الفراش متسجياً ببرد رسول الله فيقولون والله إن هذا لمحمد نائماً عليه برده فلم يبرحوا كذلك حتى أصبحوا فقام علي عن الفراش فقالوا: والله لقد كان صدقنا الذي كان حدثنا،
Kemudian mereka mengangkat pandangan, dan melihat Ali Radhiyallahu ‘Anhu sedang berbaring di atas tempat tidur dengan menyelimuti dirinya dengan kain burd milik Rasulullah. Maka mereka berkata: “Demi Allah, ini benar-benar Muhammad, ia tidur berselimut dengan kain burdnya.” Mereka pun tetap di situ hingga pagi, dan ketika Ali bangkit dari tempat tidur, mereka berkata: “Demi Allah, sungguh benar apa yang telah dikabarkan kepada kami.”
قال ابن إسحاق فكان مما أنزل الله في ذلك اليوم وما كانوا أجمعوا له، قوله تعالى:
Ibn Ishaq berkata: Maka di antara ayat yang diturunkan Allah pada hari itu berkenaan dengan apa yang telah mereka sepakati untuk menimpakan kepada beliau adalah firman-Nya :
وإذ يمكر بك الذين كفروا ليثبتوك أو يقتلوك أو يخرجوك ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين.
“Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir merencanakan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menahanmu, membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya, dan Allah menggagalkan tipu daya itu, dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Surah Al-Anfal: 30).
وقوله:
Dan firman-Nya :
أم يقولون شاعر نتربص به ريب المنون قل تربصوا فإني معكم من المتربصين.
“Apakah mereka mengatakan: ‘Dia adalah seorang penyair, kami menunggunya ditimpa kematian.’ Katakanlah: ‘Tunggulah, sesungguhnya aku pun bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu.’” (Surah Ath-Thur: 30–31).
قال ابن إسحاق: فأذن الله لنبيه عند ذلك بالهجرة. انتهى.
Ibn Ishaq berkata: Saat itulah Allah mengizinkan Nabi-Nya untuk berhijrah.
فهذا الحديث فيه يزيد بن أبي زياد متكلم فيه كما قال أبو حاتم وابن سعد وابن حجر ومحمد بن كعب تابعي ثقة وقد أرسل الحديث فاجتمع فيه الإرسال وضعف يزيد.
Hadits ini terdapat di dalamnya Yazid bin Abi Ziyad yang diperbincangkan statusnya, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hatim, Ibnu Sa‘d, dan Ibnu Hajar. Sedangkan Muhammad bin Ka‘b adalah seorang tabi‘i yang tsiqah, namun ia meriwayatkan hadits ini secara mursal. Maka terkumpullah dua kelemahan di dalam riwayat ini: adanya irsal (sambungan terputus) dan kelemahan Yazid.
واعلم أن الغلام قبل بلوغه غير مكلف بفعل الواجبات ولا بترك المحرمات، ولا يكتب عليه ما ارتكبه من المحرمات الشرعية باتفاق العلماء، وذلك لقول النبي صلى الله عليه وسلم:
Ketahuilah bahwa seorang anak sebelum mencapai baligh tidak dibebani kewajiban untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban syariat maupun meninggalkan larangan-larangan. Apa yang ia lakukan dari perbuatan haram tidak dicatat sebagai dosa atasnya menurut kesepakatan para ulama. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
رفع القلم عن ثلاثة: عن النائم حتى يستيقظ، وعن الصبي حتى يحتلم، وعن المجنون حتى يعقل. رواه أبو داود والترمذي…
“Pena (pencatat amal) diangkat dari tiga golongan: dari orang yang tidur sampai ia bangun, dari anak kecil sampai ia bermimpi (baligh), dan dari orang gila sampai ia sadar.” (Hadits Riwayat Imam Abu Dawud dan Imam At-Tirmidzi).
لكن يجب على أهله منعه من المحرمات، والأخذ على يده في تركها، وأن يعودوه على فعل الطاعات ويرغبوه فيها ويندب في حقه التزام الفرائض لقوله صلى الله عليه وسلم:
Namun demikian, wajib bagi keluarganya untuk mencegahnya dari perbuatan haram, membimbingnya untuk meninggalkannya, membiasakannya untuk melakukan ketaatan, serta mendorongnya dalam hal itu. Dianjurkan pula untuk melatihnya mengerjakan kewajiban, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
مروا صبيانكم بالصلاة لسبع، واضربوهم عليها لعشر، وفرقوا بينهم في المضاجع. رواه أبو داود.
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) ketika berusia sepuluh tahun, serta pisahkanlah mereka di tempat tidur.” (Hadits Riwayat ImamAbu Dawud).
ولحديث المرأة التي رفعت صبياً إلى النبي صلى الله عليه وسلم في حجة الوداع، وقالت: ألهذا حج؟ قال:
Juga berdasarkan hadits tentang seorang wanita yang mengangkat anak kecil kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada haji Wada‘ dan berkata: “Apakah anak ini mendapat pahala haji?” Beliau menjawab :
نعم، ولك أجر. رواه مسلم.
“Ya, dan engkau pun mendapat pahala.” (Hadits Riwayat Imam Muslim).
وقد قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: إن الصبي تكتب له حسناته ولا تكتب عليه سيئاته. وهذا هو الصحيح عند العلماء.
Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu juga berkata: “Seorang anak kecil dituliskan untuknya pahala kebaikan-kebaikan, namun tidak dituliskan dosa-dosanya.” Dan ini adalah pendapat yang benar menurut para ulama.
والله أعلم.
Alhamdulillah selesai rangkaian artikel 3 (Tiga) Seri
Wallahu a’lam.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply