Fiqh Muyassar 022 : Siwak dan Sunnah Fitrah (1) : Hukum Siwak



[الباب الرابع: في السواك وسنن الفطرة، وفيه عدة مسائل]

Bab Keempat : Dalam Hal Siwak dan Sunnah-sunnah Fitrah

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

padanya ada beberapa pembahasan

السواك: هو استعمال عود أو نحوه في الأسنان أو اللثة؛ لإزالة ما يعلق بهما من الأطعمة والروائح.

Siwak : Menggunakan kayu siwak atau semacamnya pada gigi atau gusi, untuk menghilangkan sisa-sisa makanan atau bau tak sedap yang menempel pada keduanya.

[المسألة الأولى: حكمه]

Permasalahan Pertama : Hukumnya

السواك مسنون في جميع الأوقات، حتى الصائم لو تَسَوَّك في حال صيامه فلا بأس بذلك سواء كان أول النهار أو آخره؛ لأن النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – رغَّب فيه ترغيباً مطلقاً، ولم يقيده بوقت دون آخر، حيث قال – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -:

Siwak disunannahkan di berbagai waktu, hingga orang yang berpuasa jikalau dia bersiwak saat puasanya, maka tidak mengapa, baik pada awal siang atau akhirnya. Karena Nabi shalalllahu alaihi wa salam menganjurkannya dengan anjuran yang mutlak, tanpa membatasinya dengan waktu tertentu. Beliau – shalallahu alaihi wa salam bersabda :

(السواك مطهرة للفم مرضاة للرب) 

Siwak itu alat pembersih mulut dan pendatang ridho Robb 1

وقال – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: 

Dikatakan pula oleh beliau shalallahu alaihi wa salam :

(لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة) 

Kalau bukan karena takut memberatkan ummatku, maka aku perintahkan mereka untuk bersiwak di setiap waktu sholat 2

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Catatan Kaki

  1. Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari, Kitab Ash Shaum 2/40 secara mu’allaq dengan ungkapan pasti. Diriwayatkan oleh Imam Ahamad 6/47, dan Imam An Nasaa-i 1/10
  2. Muttafaq alaihi, diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari hadits nomor 887 dan Imam Muslim di Kitab Ath Thaharah hadits nomor 252


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.