[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 3 (3) : wa mi(n)ma razaqnaahum yunfiquun



البقرة ٣

[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 3 (3) : wa mi(n)ma razaqnaahum yunfiquun

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Baqarah ayat 3 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran

وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ : هذه هي الصفة الثالثة

Wa mimma razaqnaahum yunfiquun (dan sebagian dari apa yang kami rezekikan kepada mereka, mereka berinfaq) : Ini adalah sifat orang-orang bertaqwa yang ketiga

يُنفِقُونَ : من أنفق على وزن أفعل, والنفقة هي إخراج المال من المُّلك.

Yunfiquun (Mereka berinfaq) : Dari kata أَنْفَقَ dengan wazan أَفْعَلَ – An Nafaqah (النفقة) bermakna keluarnya harta dari pemiliknya

مِمَّا: من ابتدائيه ومن البعضية. و ما اسم موصول, بمعنئ الذي. (وما) أوسع شمولاً من الذي يُنفِقُونَ من بعض أموالهم. ولم يبين في هذه الآية المقدار, أو أوجه الإنفاق.

Mimmaa : Min disini bermakna Ibtida-iyah (Permulaan / Dari) dan juga bermakna al Ba’dhiyah (sebagian).

Maa : Ism Maushul (Kata Sambung), yang bermakna alladzi (yang) – partikel Maa juga memperluas cakupan makna orang-orang yang menginfaqkan sebagian harta mereka. Tidak dijelaskan di ayat ini jumlah / kadarnya, dan juga tidak dijelaskan jenis infaqnya.

يُنفِقُونَ : تشمل: الصدقات, والزكاة, وسائر النفقات, الواجبة شرعاً. وجاء بصيغة المضارع, لتجدد, وتكرر الإنفاق, وفي آية أخرئ : 

Yunfiquun (Mereka berinfaq / menginfaqkan) : Mencakup : Sedekah, Zakat serta nafaqah yang lain yang merupakan kewajiban syara’. Kata tersebut dalam bentuk al Mudhari’ untuk menunjukkan makna pembaharuan (perbaikan dalam hal kuantitas dan kualitas infaq) dan kontinuitas (terus-menerus) dalam infaq yang mereka lakukan. Dalam ayat lain disebutkan

وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ

Dan orang-orang yang menunaikan zakat (Surah At Taubah ayat 71)

والفرق بين هاتين الآيتين: وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ : أوسع وأعم من آية الزكاة. َوَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ : فالزكاة تنطوي تحت مما رزقناهم ينفقون.

Perbedaan antara kedua ayat tersebut adalah bahwa ayat wa mimma razaqnaahum yunfiquun lebih luas / lebih komprehensif dibandingkan dengan ayat zakat. wa yu’tuunaz zakaah : maka zakat termasuk ke dalam : mimma razaqnaahum yunfiqun (dan dari sebagian yang kami rezekikan kepada mereka, mereka infaqkan)

الرزق : هو كل ما ينتفع به, وليس حراماً ولا يكون الرزق إِلّا حلالاً. 

ar Razaqa (Rezeki) : adalah semua yang memberikan manfaat, bukan sesuatu yang haram, dan tidaklah disebut ar Razaqa kecuali yang halal.

وقدِّم وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ  على يُنفِقُونَ تقديم المفعول على الفاعل للاهتمام والتوكيد على أنه من رزق الله. والرزق لا يقتصر على المال, كما يظن البعض. بل يشمل العلم, والصحة, والأولاد, والطعام, وغيرها.

Didahulukannya bagian wa mimma razaqnahum sebelum yunfiquun, berarti mendahulukan al maf’ul (objek) sebelum al faa’il (subjek) untuk menunjukkan / menekankan penguatan makna bahwa apa-apa yang mereka infaqkan adalah rezeki dari Allah. Dan rezeki bukanlah terbatas pada harta saja, sebagaimana yang disangkakan sebagian orang, akan tetapi termasuk ilmu, kesehatan, anak-anak, makanan dan selainnya.

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Bersambung in sya Allah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.