[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 13 (1) : wa idzaa qiila lahum aaminu kamaa aamana an naas



البقرة  ١٣

[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 13 (1) : wa idzaa qiila lahum aaminu kamaa aamana an naas

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Baqarah ayat 13 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ

وَإِذَا : ظرفية زمانية؛ للمستقبل.

wa idza (dan jika). Idza adalah zharfiyah zamaniyah (kata keterangan waktu) lil mustaqbal (untuk masa depan)

قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ : قيل لهم: القائل هذا؛ مبني للمجهول؛ ولا يهم من هو! المهم هناء هي المقولة.

Qiila lahum aaminu kamaa aamana an nass (Dikatakan kepada mereka : berimanlah kalian sebagaimana berimannya orang-orang). Qiila disini dalam bentuk Mabni Majhul (Pasif), karena tidaklah penting siapa yang mengatakan, yang penting disini adalah perkataan apa yang disampaikan.

أي: وإذا قِيلَ لِلْمُنَافِقِينَ آمِنُوا كَمَا آمَنَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صلّى الله عليه وَسَلَّمَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ أَجَابُوا بِأَحْمَقِ جَوَابٍ وَأَبْعَدِهِ عَنِ الْحَقِّ وَالصَّوَابِ، فَنَسَبُوا إِلَى الْمُؤْمِنِينَ السَّفَهَ اسْتِهْزَاءً وَاسْتِخْفَافًا،

Yakni “Dan ketika dikatakan kepada orang-orang munafik, ‘Berimanlah sebagaimana orang-orang yang beriman’, yaitu para shahabat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam dari kaum Muhajirin dan Anshar, orang-orang munafik itu menjawab dengan jawaban yang bodoh dan sangat jauh dari kebenaran dan kenyataan. Mereka menyandarkan tuduhan kebodohan kepada orang-orang beriman dengan cara mengejek dan meremehkan,

فَتَسَبَّبُوا بِذَلِكَ إِلَى تَسْجِيلِ اللَّهِ عَلَيْهِمْ بِالسَّفَهِ بِأَبْلَغِ عِبَارَةٍ وَآكَدِ قَوْلٍ. وَحَصَرَ السَّفَاهَةَ وَهِيَ رِقَّةُ الْحُلُومِ وَفَسَادُ الْبَصَائِرِ وسخافة العقول فيهم، مع كونهم لا يعملون أَنَّهُمْ كَذَلِكَ إِمَّا حَقِيقَةً أَوْ مَجَازًا،

Disebabkan hal tersebut, Allah Ta’ala kemudian memvonis mereka sebagai orang-orang yang bodoh dengan ungkapan yang lebih kuat dan perkataan yang tegas. Kebodohan tersebut merujuk pada kelemahan akal, rusaknya penglihatan mereka, dan kebodohan pikiran mereka, meskipun mereka sebenarnya tidak tahu bahwa mereka berada dalam keadaan tersebut, baik secara harfiah maupun secara kiasan.

تَنْزِيلًا لِإِصْرَارِهِمْ عَلَى السَّفَهِ مَنْزِلَةَ عَدَمِ الْعِلْمِ بِكَوْنِهِمْ عَلَيْهِ، وَأَنَّهُمْ مُتَّصِفُونَ بِهِ وَلَمَّا ذَكَرَ اللَّهُ هُنَا السَّفَهَ نَاسَبَهُ نَفْيُ الْعِلْمِ عَنْهُمْ لِأَنَّهُ لَا يَتَسَافَهُ إِلَّا جَاهِلٌ.

Hal tersebut merupakan hukuman bagi kengototan mereka dalam kebodohan yang juga dibarengi ketiadaan pengetahuan pada diri mereka bahwa mereka berada dalam kondisi tersebut. Dan juga ketidaktahuan mereka bahwa mereka memiliki sifat dan karakteristik kebodohan. Ketika Allah menyebutkan kebodohan di ayat ini, hal tersebut menunjukkan tidak adanya ilmu pengetahuan pada orang-orang munafik tersebut. Karena kebodohan hanya terjadi pada orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan.

 وَالْكَافُ فِي مَوْضِعِ نَصْبٍ لِأَنَّهَا نَعْتٌ لِمَصْدَرٍ مَحْذُوفٍ

Partikel huruf Kaf dalam posisi nashab karena merupakan na’at (sifat) dari mashdar yang mahdzuf (dihilangkan). Taqdir yang tersirat yakni :

إِيمَانًا كَإِيمَانِ النَّاسِ.

Beriman seperti Iman-nya orang-orang (an Naas)

آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ : أي: إذا دعوا إلى الإيمان, أو دعا بعضهم بعضاً إلى الإيمان, أنكروا دعوة الداعي, طاعنين في إيمان أصحاب محمّد صلى الله عليه وسلم

Aaminuu kamaa aamana an Naas (berimanlah kalian sebagaimana berimannya orang-orang). Yakni : ketika mereka diseru kepada keimanan, atau sebagian mereka menyeru kepada sebagian yang lain kepada keimanan, mereka mengingkari seruan tersebut, seraya mencela keimanan para shahabat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam

النّاس : راجع الآية (٢١) من نفس السورة لبيان معنى النّاس.

an Naas : akan dibahas lebih lanjut pada ayat ke-21 Surah al Baqarah untuk penjelasan tentang makna an Naas

وَقَدْ أَخْرَجَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ:  

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa terkait Firman Allah :

وَإِذا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَما آمَنَ النَّاسُ

Dan jika dikatakan kepada mereka berimanlah kalian seperti berimannya orang-orang

أَيْ صَدِّقُوا كَمَا صَدَّقَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَرَسُولٌ، وَأَنَّ مَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ حَقٌّ

Yakni : Membenarkan/mengakui kebenaran apa yang diturunkan kepada Rasululllah shalallahu alaihi wa salam sebagaimana pembenaran/pengakuan yang dilakukan oleh shahabat-shahabat beliau shalallahu ‘alaihi wa salam.

Allahu Ta’ala ‘A’lam



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.