Ta’alluq Syibhul Jumlah (1)



تعلق شبه الجملة

Ta’alluq Syibhul Jumlah

Catatan Belajar oleh : Reza Ervani bin Asmanu

بسم الله الرحمن الرحيم

Ta’alluq Syibhul Jumlah adalah bagian pembahasan yang cukup banyak dalam video-video yang kami susun, sehingga dirasa perlu juga artikel penguatan tentang hal tersebut

Mengapa Ta’alluq Syibhul Jumlah Penting ?

Syibhul jumlah adalah tarkib (struktur) yang terdiri dari dua kata atau lebih, tetapi tidak bisa digolongkan ke dalam murokkab isnadi.

Ia dinamakan syibhul jumlah karena susunannya menyerupai (شِبْهٌ) bentuk suatu kalimat (جُمْلَةٌ), yakni sama-sama terdiri dari dua kata (jumlah/kalimat juga terdiri dari 2 kata yakni fi’il & fa’il atau mubtada & khabar). Syibhul Jumlah dapat berupa murokkab idhofi, bayani atau athafiy

Bedanya adalah syibhul jumlah ini belum memberikan makna yang lengkap atau belum mufid seperti jumlah mufidah (kalimat lengkap)

Misalnya `إلى المدرسة (ke sekolah) berpotensi menimbulkan kebingungan si pendengar. Untuk itulah syibhul jumlah perlu dilengkapi dan dikaitkan dengan unsur kata pokok lainnya dalam kalimat misalnya :

ذهبتُ `إلى المدرسة

Aku telah pergi ke sekolah

Untuk itulah, setiap syibhul jumlah, sebisa mungkin diupayakan agar memiliki ta’alluq/keterikatan dengan lafazh lainnya dalam contoh jumlah tersebut.

Syibhul jumlah tersebut bisa memiliki ta’alluq kepada fi’il, isim fi’il, isim musytaq, mashdar atau isim jamid mu’awwal bil musytaq.

Yang dimaksud dengan Ta’alluq secara sederhana adalah hubungan keterkaitan antara syibhul jumlah dengan komponen kata lainnya dalam kalimat.

Ta’alluq atau ta’aluq, تَعَلُّق artinya bergantung, hubungan atau keterkaitan. Sementara muta’llaq, مُتَعَلَّق atau kadang diucapkan muta’allaq bihi adalah tempat yang dijadikan kebergantungan. Ta’aluqnya zharaf dan jar majrur ini harus kepada muallaq yang berupa fi’il atau syibh fi’il.

Untuk lebih mudah memahami ta’aluq dan mutaalaq, mari praktik menggunakan contoh bahasa Indonesia terlebih dahulu, kemudian ke bahasa Arabnya.

Contoh zharaf, ta’aluq dan muta’alaq-nya adalah: Saya duduk di bawah pohon.

  • Kata ‘di bawah pohon’ ini namanya zharaf ia menunjukkan keterangan tempat.
  • Kata ‘duduk’ ini disebut muta’allaq, ia menunjukkan kejadian atau pekerjaan
  • Hubungan atau keterkaitan antara ‘di bawah pohon’ dengan ‘duduk’ ini namanya ta’aluq.

Dalam i’rob yang dipelajari, tidak selalu ta’alluq ini disertakan, terutama pada kitab-kitab I’rab yang ringkas. Adapun jika ditambahkan maka tentu akan lebih baik karena akan menyempurnakan dan memudahkan dalam memahami makna dan konteks kalimat, karena itulah kita sering menemukan kalimat muta’allaq dalam kitab-kitab I’rab yang tebal seperti at Tafshil fii I’raabi Aayaati at Tanzil, bahkan ulama bisa berbeda pendapat terkait ta’alluq suatu bagian ayat di al Quranul Kariim, sebagaimana yang bisa anda simak pada rangkaian video tentang I’rab Juz Amma

Bersambung



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.