الْعُكْبَرِيُّ
al Ukbariy
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel al Ukbariy ini masuk dalam Kategori Biografi Ulama
الشَّيْخُ الْإِمَامُ الْعَلَّامَةُ النَّحْوِيُّ الْبَارِعُ مُحِبُّ الدِّينِ أَبُو الْبَقَاءِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ [ ص: 92 ] الْحُسَيْنِ بْنِ أَبِي الْبَقَاءِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحُسَيْنِ الْعُكْبَرِيُّ ثُمَّ الْبَغْدَادِيُّ الْأَزَجِيُّ الضَّرِيرُ النَّحْوِيُّ الْحَنْبَلِيُّ الْفَرَضِيُّ صَاحِبُ التَّصَانِيفِ . وُلِدَ سَنَةَ ثَمَانٍ وَثَلَاثِينَ وَخَمْسِمِائَةٍ .
Syaikh, Imam, Alim, dan Ahli Nahwu terkemuka, Muhibbuddin Abu Al Baqa’ Abdullah bin Al Husain bin Abi Al Baqa’ Abdullah bin Al Husain Al ‘Ukbari, kemudian Al Baghdadi, Al Azaji, Adh Dharir, An Nahwi, Al Hanbali, Al Faradhi, seorang pengarang berbagai karya tulis. Ia lahir pada tahun 538 H.
قَرَأَ بِالرِّوَايَاتِ عَلَى عَلِيِّ بْنِ عَسَاكِرَ الْبَطَائِحِيِّ ، وَالْعَرَبِيَّةَ عَلَى ابْنِ الْخَشَّابِ ، وَأَبِي الْبَرَكَاتِ بْنِ نَجَاحٍ . وَتَفَقَّهَ عَلَى الْقَاضِي أَبِي يَعْلَى الصَّغِيرِ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي خَازِمٍ وَأَبِي حَكِيمٍ النَّهْرَوَانِيِّ ، وَبَرَعَ فِي الْفِقْهِ وَالْأُصُولِ ، وَحَازَ قَصَبَ السَّبْقِ فِي الْعَرَبِيَّةِ .
Ia belajar qiraat dari Ali bin Asakir Al Bata’ihi, ilmu bahasa Arab dari Ibnu Al Khasshab dan Abu Al Barakat bin Najah. Ia juga belajar fikih kepada Qadhi Abu Ya’la As Shaghir Muhammad bin Abi Khazim dan Abu Hakim An Nahrawani. Ia menjadi sangat ahli dalam ilmu fikih dan usul fikih, serta unggul dalam ilmu nahwu.
وَسَمِعَ مِنْ أَبِي الْفَتْحِ بْنِ الْبَطِّيِّ ، وَأَبِي زُرْعَةَ الْمَقْدِسِيِّ ، وَأَبِي بَكْرِ بْنِ النَّقُورِ ، وَجَمَاعَةٍ . وَتَخَرَّجَ بِهِ أَئِمَّةٌ .
Ia mendengar hadits dari Abu Al Fath bin Al Baththi, Abu Zur’ah Al Maqdisi, Abu Bakr bin An Naqur, dan banyak guru lainnya. Banyak imam besar yang belajar darinya.
قَالَ ابْنُ النَّجَّارِ : قَرَأْتُ عَلَيْهِ كَثِيرًا مِنْ مُصَنَّفَاتِهِ ، وَصَحِبْتُهُ مُدَّةً طَوِيلَةً ، وَكَانَ ثِقَةً ، مُتَدَيِّنًا ، حَسَنَ الْأَخْلَاقِ ، مُتَوَاضِعًا ، ذُكِرَ لِي أَنَّهُ أُضِرَّ فِي صِبَاهُ مِنَ الْجُدَرِيِّ .
Ibnu An Najjar berkata, “Aku membaca banyak dari karya tulisnya dan menyertainya dalam waktu yang lama. Ia adalah sosok yang terpercaya, religius, berbudi pekerti baik, dan rendah hati. Diceritakan kepadaku bahwa ia menjadi buta di masa kecilnya akibat penyakit cacar.”
ذِكْرُ تَصَانِيفِهِ :
Karya-Karyanya
صَنَّفَ ” تَفْسِيرَ الْقُرْآنِ ” وَكِتَابَ ” إِعْرَابِ الْقُرْآنِ ” وَكِتَابَ ” إِعْرَابِ [ ص: 93 ] الشَّوَاذِّ ” ، وَكِتَابَ ” مُتَشَابِهِ الْقُرْآنِ ” وَ ” عَدَدَ الْآيِ ” وَ ” إِعْرَابِ الْحَدِيثِ ” جُزْءٌ ، وَلَهُ ” تَعْلِيقَةٌ فِي الْخِلَافِ ” وَ ” شَرْحٌ لِهِدَايَةِ أَبِي الْخَطَّابِ ” ، وَكِتَابُ ” الْمَرَامِ فِي الْمَذْهَبِ ” وَمُصَنَّفٌ فِي الْفَرَائِضِ ،
Ia menyusun banyak karya, di antaranya:
- “Tafsir Al Quran”,
- Kitab “I’rab Al Quran”,
- Kitab “I’rab Al Shawadh”,
- Kitab “Mutasyabih Al Quran”,
- “‘Adad Al Ayat”,
- “I’rab Al Hadits” (satu bagian),
- “Ta’liqah fi Al Khilaf”,
- “Syarah Hidayah Abi Al Khaththab”,
- Kitab “Al Maram fi Al Madzhab”,
- Karya tentang ilmu faraidh (ilmu waris), dan beberapa karya lainnya.
وَآخَرُ ، وَآخَرُ . وَ ” شَرْحُ الْفَصِيحِ ” ، وَ ” شَرْحُ الْحَمَاسَةِ ” ، وَ ” شَرْحُ الْمَقَامَاتِ ” وَ ” شَرْحُ الْخُطَبِ ” ، وَأَشْيَاءُ سَمَّاهَا ابْنُ النَّجَّارِ وَتَرَكْتُهَا
. Selain itu, ia juga menyusun:
- “Syarah Al Fashih”,
- “Syarah Al Hamasah”,
- “Syarah Al Maqamat”,
- “Syarah Al Khuthab”,
dan beberapa karya lain yang disebutkan oleh Ibnu AnNajjar namun tidak saya catat.
حَدَّثَ عَنْهُ ابْنُ الدُّبَيْثِيِّ ، وَابْنُ النَّجَّارِ ، وَالضِّيَاءُ الْمَقْدِسِيُّ ، وَالْجَمَالُ بْنُ الصَّيْرَفِيِّ ، وَجَمَاعَةٌ .
Di antara mereka yang meriwayatkan hadis darinya adalah : Ibnu Ad Dubaythi, Ibnu An Najjar, Adh Dhiya’ Al Maqdisi, Al Jamal bin As Sayrafi, dan sekelompok lainnya.
قِيلَ : كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُصَنِّفَ كِتَابًا جَمَعَ عِدَّةَ مُصَنَّفَاتٍ فِي ذَلِكَ الْفَنِّ ، فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ ، ثُمَّ يُمْلِي بَعْدَ ذَلِكَ ، فَكَانَ يُقَالُ : أَبُو الْبَقَاءِ تِلْمِيذُ تَلَامِذَتِهِ ; يَعْنِي هُوَ تَبَعٌ لَهُمْ فِيمَا يَقْرَءُونَ لَهُ وَيَكْتُبُونَهُ . وَقَدْ أَرَادُوهُ عَلَى أَنْ يَنْتَقِلَ عَنْ مَذْهَبِ أَحْمَدَ فَقَالَ ، وَأَقْسَمَ : لَوْ صَبَبْتُمُ الذَّهَبَ الذَّهَبَ عَلَيَّ حَتَّى أَتَوَارَى بِهِ ، مَا تَرَكْتُ مَذْهَبِي .
Dikatakan bahwa ketika hendak menulis sebuah kitab, ia mengumpulkan banyak buku dalam bidang tersebut, membacakannya, kemudian ia mendiktekan isi kitabnya. Oleh karena itu, ia sering disebut sebagai “Abu Al Baqa’, murid para muridnya,” maksudnya ia mengikuti apa yang dibacakan dan ditulis oleh para muridnya. Pernah ia diminta untuk meninggalkan madzhab Ahmad (Hambali), namun ia berkata, bersumpah, “Jika kalian menuangkan emas kepadaku hingga menenggelamkanku, aku tidak akan meninggalkan madzhabku.”
تُوُفِّيَ الْعَلَّامَةُ أَبُو الْبَقَاءِ فِي ثَامِنِ رَبِيعِ الْآخَرِ سَنَةَ سِتَّ عَشْرَةَ وَسِتِّمِائَةٍ وَكَانَ ذَا حَظٍّ مِنْ دِينٍ وَتَعَبُّدٍ وَأَوْرَادٍ .
Alim besar Abu Al Baqa’ wafat pada 8 Rabi’ul Akhir tahun 616 H. Ia dikenal sebagai orang yang religius, rajin beribadah, dan memiliki wirid-wirid yang teratur.
Leave a Reply