Terjemah Fiqh Muyassar 015 : Bejana 03 : Bejana Orang Kafir



المسألة الثالثة: آنية الكفار

Bahasan Ketiga : Bejana Orang Kafir

Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

Terjemah Fiqh Muyassar – Seri ke-15 ini membahas Hukum Bejana Orang Kafir – Artikel sebelumnya dapat dibaca disini

الأصل في آنية الكفار الحل، إلا إذا عُلمت نجاستها، فإنه لا يجوز استعمالها إلا بعد غسلها؛ لحديث أبي ثعلبة الخشني قال:

Hukum asal bejana yang digunakan oleh orang-orang kafir adalah Halal (untuk digunakan). Kecuali jika diketahui kenajisannya, maka tidak boleh untuk menggunakannya kecuali setelah mencucinya. Dalilnya adalah Hadits dari Abu Tsa’labah Al Khusyani, beliau berkata :

قلت يا رسول الله إنا بأرض قوم أهل كتاب، أفنأكل في آنيتهم؟ قال: (لا تأكلوا فيها إلا أن لا تجدوا غيرها فاغسلوها، ثم كلوا فيها)

Aku berkata : Wahai Rasulullah, sungguh kami berada di tengah-tengah ahlul Kitab, apakah boleh kami makan menggunakan wadah/bejana mereka ?

Beliau – shalallahu alaihi wa salam – berkata : “Jangan kalian makan dengan bejana mereka, kecuali jika tidak ada selainnya, maka cucilah, lalu makan darinya” 1

وأما إذا لم تُعلم نجاستها بأن يكون أهلها غير معروفين بمباشرة النجاسة، فإنه يجوز استعمالها؛ لأنه ثبت أن النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وأصحابه أخذوا الماء للوضوء من مَزَادة امرأة مشركة 

Adapun jika tidak diketahui kenajisannya, sementara pemiliknya tidak dikenal sering bersentuhan/bersinggungan dengan najis, maka boleh menggunakannya. Dikarenakan telah diriwayatkan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam – dan para shahabat mengambil air untuk wudhu dari kantong kulit milik seorang wanita musyrik 2

ولأن الله سبحانه قد أباح لنا طعام أهل الكتاب، وقد يقدِّمونه إلينا في أوانيهم، كما دعا غلام يهودي النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – على خبز شعير وإهالَة سَنِخَة فأكل منها 

Dan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghalalkan bagi kita makanan ahlul Kitab, dan kadang mereka menyuguhkan kepada kita makanan-makanan tersebut menggunakan wadah/bejana milik mereka, sebagaimana  seorang hamba sahaya yahudi mengundang Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dan menyuguhkan roti gandum dan semacam lemak yang sudah diolah, lalu Nabi makan darinya. 3

Allahu Ta’ala ‘A’lam

المفردات

إِهالة: (اسم)

  • الإِهالة : الشَّحْم
  • الإِهالة الزيت
  • الإِهالة كل ما اؤْتدِم به

إهالة سنخة ، وهي الشحم المتغير

 

Catatan Kaki

  1. Mutaffaq ‘alaihi, diriwayatkan oleh Imam Bukhari Hadits Nomor 5478 dan Imam Muslim Hadits Nomor 1930
  2. Muttafaq ‘alaihi, diriwayatkan Imam Bukhari Hadits Nomor 344 dan Imam Muslim Hadits Nomor 682
  3. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 3/2100211


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.