[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 10 (2) : Kenapa Nabi Tidak Membunuh Orang-orang Munafik



البقرة  ١٠

[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 10 (2) : Kenapa Nabi Tidak Membunuh Orang-orang Munafik

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Baqarah ayat 10 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

وَقَدْ سُئِلَ الْقُرْطُبِيُّ وَغَيْرُهُ مِنَ الْمُفَسِّرِينَ عَنْ حِكْمَةِ كَفِّهِ عَلَيْهِ الصلاة والسلام عَنْ قَتْلِ الْمُنَافِقِينَ مَعَ عِلْمِهِ بِأَعْيَانِ بَعْضِهِمْ وَذَكَرُوا أَجْوِبَةً عَنْ ذَلِكَ مِنْهَا مَا ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم قال لعمر رضي الله عنه :

Dan mereka juga menyinggung tentang hikmah di balik larangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam membunuh orang-orang munafik meskipun beliau mengetahui sifat-sifat mereka. Beberapa mufasir, termasuk Al-Qurthubi dan yang lainnya, memberikan jawaban mengenai hal itu. Salah satunya adalah yang tercatat dalam Shahihayn (al-Bukhari dan Muslim) bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berkata kepada Umar radhiyallahu ‘anhu “

أَكْرَهُ أَنْ يَتَحَدَّثَ الْعَرَبُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ

Aku tidak suka bila nanti orang-orang Arab mengatakan bahwa Muhammad membunuh teman-temannya.

Al Baqarah ayat 10 : Alasan Pertama

وَمَعْنَى هَذَا خَشْيَةَ أَنْ يَقَعَ بِسَبَبِ ذَلِكَ تَغَيُّرٌ لِكَثِيرٍ مِنَ الْأَعْرَابِ عَنِ الدُّخُولِ فِي الْإِسْلَامِ وَلَا يَعْلَمُونَ حِكْمَةَ قَتْلِهِ لَهُمْ وَأَنَّ قَتْلَهُ إِيَّاهُمْ إِنَّمَا هُوَ عَلَى الْكُفْرِ فإنهم إنما يَأْخُذُونَهُ بِمُجَرَّدِ مَا يَظْهَرُ لَهُمْ فَيَقُولُونَ: إِنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ،

Makna hal ini adalah bahwa beliau khawatir jika hal tersebut dilakukan akan mengubah sikap kebanyakan orang-orang Arab hingga mereka enggan untuk masuk Islam. Karena mereka tidak mengetahui hikmah pembunuhan orang-orang munafik tersebut semata-mata disebabkan oleh kekafiran mereka. Orang-orang Arab tersebut hanya akan melihat apa yang nampak dari pembunuhan tersebut dan berkata : Bahwa Muhammad membunuh teman-temannya.

 قَالَ الْقُرْطُبِيُّ: وَهَذَا قَوْلُ عُلَمَائِنَا وَغَيْرِهِمْ كَمَا كَانَ يُعْطِي الْمُؤَلَّفَةَ قُلُوبُهُمْ مع علمه بسوء اعْتِقَادِهِمْ،

Imam al Qurthubi mengatakan : Inilah pendapat ulama kami dan selainnya, kondisinya sama dengan orang-orang mua’alaf (orang-orang yang dibujuk hatinya). Karena Nabi shalallahu alaihi wa salam sama-sama mengetahui pula tentang buruknya aqidah orang-orang tersebut sebelumnya.

قَالَ ابْنُ عَطِيَّةَ : وَهِيَ طَرِيقَةُ أَصْحَابِ مالك، نص على هذا محمد بن الجهم والقاضي إسماعيل والأبهري وعن ابن الماجشون.

Ibnu ‘Athiyah mengatakan : pendapat inilah yang dikemukakan oleh murid-murid Imam Maalik, di-nash-kan pula oleh Muhammad bin al Jahim dan al Qadhi Ismail serta Al Abhariy dan diriwayatkan pula dari Ibnu Al Majisyun.

Al Baqarah ayat 10 : Alasan Kedua

ومنها ما قال مالك: إِنَّمَا كَفَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمُنَافِقِينَ لِيُبَيِّنَ لِأُمَّتِهِ أَنَّ الْحَاكِمَ لَا يَحْكُمُ بِعِلْمِهِ

Alasan lainnya adalah apa yang dikatakan oleh Imam Malik : Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam menahan diri terhadap orang-orang munafik sebagai penjelasan kepada Ummat bahwa seorang hakim tidak boleh menghukumi berdasarkan ilmunya sendiri belaka.

قَالَ الْقُرْطُبِيُّ: وَقَدِ اتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَنْ بَكْرَةِ أَبِيهِمْ عَلَى أَنَّ الْقَاضِيَ لَا يَقْتُلُ بِعِلْمِهِ وَإِنِ اخْتَلَفُوا فِي سَائِرِ الْأَحْكَامِ،

Imam al Qurthubi mengatakan : Ulama sepakat bahwa seorang hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman mati berdasarkan ilmunya semata, meskipun para ulama berbeda pendapat dalam perkara lainnya.

Al Baqarah ayat 10 : Alasan Ketiga

قَالَ: وَمِنْهَا مَا قَالَ الشَّافِعِيُّ إِنَّمَا مَنَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ قَتْلِ الْمُنَافِقِينَ مَا كَانُوا يُظْهِرُونَهُ مِنَ الْإِسْلَامِ مَعَ الْعِلْمِ بِنِفَاقِهِمْ لِأَنَّ مَا يُظْهِرُونَهُ يَجُبُّ مَا قَبْلَهُ. 

Beliau mengatakan pula : Alasan lainnya adalah pendapat Imam asy Syaafi’i tentang Mengapa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menahan diri dari membunuh orang-orang munafik. Sebab secara tampilan mereka menunjukkan keIslaman mereka, meskipun Rasulullah memiliki pengetahuan tentang kemunafikan mereka. Ini karena apa yang mereka nampakkan menjadi  dasar pertimbangan utama.

وَيُؤَيِّدُ هَذَا قَوْلُهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ فِي الْحَدِيثِ الْمُجْمَعِ عَلَى صِحَّتِهِ فِي الصَّحِيحَيْنِ وَغَيْرِهِمَا

Sebagai penguat hal tersebut adalah apa yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam dalam hadits yang disepakati keshahihannya dalam ash Shahihayn dan selainnya :

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَإِذَا قَالُوهَا عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ 

Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang hingga mereka mengucapkan “Laa ilaha illaLlah”. Apabila mereka telah mengucapkannya, berarti mereka telah memelihara darah dan harta bendanya dariku, kecuali atas alasan yang dibenarkan. Dan hisab mereka diserahkan kepada Allah azza wa Jalla.

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Bersambung in sya Allah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.