[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 13 (3) : alaa innahum humu as sufahaa wa lakin laa ya’lamuun



البقرة  ١٣

[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 13 (3) : alaa innahum humu as sufahaa wa lakin laa ya’lamuun

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Baqarah ayat 13 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ

أَلَا : للتنبيه.

Alaa (Ingatlah). Li at Tanbih (Untuk Perhatian/Peringatan)

إِنَّهُمْ : إن: للتوكيد.

Innahum (sesungguhnya mereka). Inna : li at Taukid (Untuk penegasan)

هُمُ: ضمير منفصل, يدل على المبالغة؛ أي: إذا كان هناك سفهاء, فهم السفهاء حقاً؛ وضعاف العقل, أو الجهّال الخرقى.

Humu : Dhamir Munfashil (Kata Ganti yang Ditulis Terpisah), menunjukkan makna al Mubalaghah (Penguatan), yakni : Jika ada orang-orang bodoh, maka merekalah sesungguhnya orang-orang bodoh tersebut, yang lemah akalnya dan merekalah para orang-orang jahil yang tercela

إذا قمنا بالملاحظة، فإن التركيب في هذه الآية مماثلة للتركيب في الآية السابقة. يعني  رَدَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ذَلِكَ أَبْلَغَ رَدٍّ لِمَا يُفِيدُهُ حَرْفُ التَّنْبِيهِ مِنْ تَحَقُّقِ مَا بَعْدَهُ، وَلِمَا فِي إِنَّ مِنَ التَّأْكِيدِ، وَمَا فِي تَعْرِيفِ الْخَبَرِ مَعَ تَوْسِيطِ ضَمِيرِ الْفَصْلِ مِنَ الْحَصْرِ الْمُبَالَغِ فِيهِ بِالْجَمْعِ بَيْنَ أَمْرَيْنِ مِنَ الْأُمُورِ الْمُفِيدَةِ لَهُ.

Jika kita amati, maka struktur ayat ini serupa dengan struktur ayat sebelumnya. Yakni Allah Ta’ala membantah mereka dengan bantahan yang telak. dengan menggunakan huruf tanbih alaa (ألا) untuk menunjukkan bahwa apa yang dinyatakan setelahnya itulah yang sebenarnya, juga menambahkan partikel إنّ sebagai penegasan akan hal tersebut. Juga digunakan khabar dalam bentuk ma’rifah (definite – السفهاء) dengan menyelipkan dhamir pemisah هم sebagai bentuk penguatan yang mengumpulkan dua perkara yang dipisahkan oleh dhamir tersebut (yakni innahum dan as sufahaa : sungguh mereka, merekalah para orang-orang bodoh)

وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ : بأنهم هم السفهاء.

wa laakin laa ya’lamuun (akan tetapi mereka tidak mengetahui). Bahwa merekalah orang-orang bodoh

ماهو الفرق بين: وَلَٰكِن لَّا يَشْعُرُونَ و بين  وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ  ؟

Apa perbedaan antara : wa lakin laa yasy’uruun dengan wa lakin laa ya’lamuun ?

الآية ‎١٢ وَلَٰكِن لَّا يَشْعُرُونَ ؛ وردت فى سياق الفساد فى الأرض, والفساد أمر ظاهر, وليس خفياً؛ وكان المفروض أن يشعروا بعنادهم وفسادهم ولكنهم لم يشعروا, فقال تعالى: وَلَٰكِن لَّا يَشْعُرُونَ

Pada ayat ke-12 Allah Ta’ala berfirman wa lakin laa yasy’uruun “Tetapi mereka tidak menyadarinya.” adalah dalam konteks kerusakan di bumi, di mana kerusakan adalah sesuatu yang nyata dan tidak tersembunyi. Seharusnya mereka menyadari sifat keras kepala dan kerusakan yang mereka sebabkan, akan tetapi mereka tidak menyadarinya. Oleh karena itu, Allah berfirman: “Tetapi mereka tidak menyadarinya.”

الآية ١٣ وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ : وردت في سياق الإيمان, وهو عمل قلبي, ومن الأمور الباطنة, يحتاج إلى علم, وليس إلى شعور علم بما يجري في قلوبهم ولا يقدر على ذلك إلا العليم الخبير.

Pada ayat ke-13 Allah Ta’ala berfirman : wa lakin laa ya’lamuun (Tetapi mereka tidak mengetahui). Ayat ini muncul dalam konteks iman, yang merupakan perbuatan hati dan termasuk dalam hal-hal yang bersifat batiniah. Iman membutuhkan pengetahuan, Dan tidak ada yang memiliki ilmu tentang apa yang terjadi di dalam hati mereka dan juga tidak ada yang berkuasa akan hal itu, kecuali Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui dan Maha Teliti.

Allahu Ta’ala ‘A’lam



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.