Macam-Macam Jihad dan Hakikat Tiap Jenisnya (3)



أنواع الجهاد وحقيقة كل نوع

Macam-Macam Jihad dan Hakikat Tiap Jenisnya (Bagian Ketiga)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Macam-Macam Jihad dan Hakikat Tiap Jenisnya ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

وقال ابن أبي حاتم في تفسيره: حدثنا أبي، حدثنا أحمد بن أبي الحواري، أخبرنا عباس الهمداني أبو أحمد من أهل عكا في قول الله تعالى: 

Ibnu Abi Hatim berkata dalam tafsirnya: Ayahku memberitakan kepada kami, Ahmad bin Abi al-Hawari memberitakan kepada kami, Abbas al-Hamdani Abu Ahmad dari penduduk ‘Akka berkata mengenai firman Allah Ta’ala:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ. 

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”

قال: الذين يعملون بما يعلمون يهديهم الله لما لا يعلمون. قال أحمد بن أبي الحواري: فحدثت به أبا سليمان الداراني، فأعجبه. وقد روى ابن أبي حاتم أيضاً بسنده عن أصبغ قال: سمعت عبد الرحمن بن زيد بن أسلم في قول الله: 

Ia berkata: “Yaitu mereka yang mengamalkan apa yang mereka ketahui, maka Allah akan memberi mereka petunjuk terhadap apa yang belum mereka ketahui.” Ahmad bin Abi al-Hawari berkata: “Lalu aku ceritakan hal ini kepada Abu Sulaiman ad-Darani, dan beliau menyukainya.” Juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dengan sanadnya dari Ashbagh, ia berkata: “Aku mendengar Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengenai firman Allah:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا 

‘Dan orang-orang yang berjihad untuk Kami’,

قيل له. قاتلوا فينا قال: نعم.

lalu dikatakan kepadanya: ‘Apakah maksudnya berperang di jalan Allah?’ Maka ia menjawab: ‘Ya.’”

وروى بسنده عن الربيع في قوله:

Dan diriwayatkan dengan sanadnya dari ar-Rabi’ mengenai firman-Nya:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا. 

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami”

قال: ليس على الأرض عبد أطاع ربه ودعا إليه ونهى عنه إلا وأنه قد جاهد في الله.

 Ia berkata: “Tidak ada seorang hamba pun di muka bumi ini yang taat kepada Rabb-nya, menyeru kepada-Nya dan melarang (manusia) dari larangan-Nya kecuali ia telah berjihad di jalan Allah.”

بهذا يعلم أنه لا مانع من إيراد الأدلة الواردة في الجهاد عند الحض على الدعوة لأنها من الجهاد وقد ذكر النووي عند شرح حديث مسلم: 

Dengan ini diketahui bahwa tidak ada larangan untuk menyebutkan dalil-dalil jihad ketika menganjurkan dakwah, karena dakwah termasuk bagian dari jihad. An-Nawawi menyebutkan dalam syarahnya terhadap hadits dalam Shahih Muslim:

لا يكلم أحد في سبيل الله والله أعلم بمن يكلم في سبيله إلا جاء يوم القيامة وجرحه يثعب اللون لون دم والريح ريح مسك.

“Tidaklah seseorang terluka di jalan Allah – dan Allah lebih tahu siapa yang terluka di jalan-Nya – kecuali ia akan datang pada hari kiamat dengan lukanya mengalirkan darah; warnanya seperti darah dan baunya seperti minyak kesturi.”*

نقل النووي في شرحه كلام أهل العلم فقال: قوله صلى الله عليه وسلم (والله أعلم بمن يكلم في سبيله) هذا تنبيه على الإخلاص في الغزو وأن الثواب المذكور فيه إنما هو لمن أخلص فيه وقاتل لتكون كلمة الله هي العليا، قالوا: وهذا الفضل وإن كان ظاهره أنه في قتال الكفار فيدخل فيه من خرج في سبيل الله في قتال البغاة وقطاع الطريق وفي إقامة الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ونحو ذلك. والله أعلم.

An-Nawawi dalam syarahnya juga menyebutkan pendapat para ulama: Sabda Nabi ﷺ “dan Allah lebih tahu siapa yang terluka di jalan-Nya” adalah isyarat bahwa keikhlasan dalam perang sangat penting, dan bahwa pahala yang disebutkan hanya berlaku bagi mereka yang ikhlas berperang agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi. Mereka berkata: Keutamaan ini, meskipun secara lahiriah tampaknya khusus untuk memerangi orang kafir, juga mencakup orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam menghadapi para pemberontak, perampok, serta dalam menegakkan amar makruf nahi munkar, dan semacamnya. Wallahu a’lam.

وأورد الإمام البخاري في باب المشي إلى الجمعة حديث: 

Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam Bab Berjalan Menuju Shalat Jumat sebuah hadits:

من اغبرت قدماه في سبيل الله حرمه الله على النار.

“Barangsiapa kedua kakinya terkena debu di jalan Allah, maka Allah akan haramkan dirinya dari neraka.”

وذكر أن الصحابي استدل به على ذلك، فقال: حدثنا علي بن عبد الله قال: حدثنا الوليد بن مسلم، قال: حدثنا يزيد بن أبي مريم قال: حدثنا عباية بن رفاعة قال: أدركني أبو عبس وأنا أذهب إلى الجمعة فقال: سمعت النبي صلى الله عيله وسلم يقول:

Disebutkan bahwa seorang sahabat berdalil dengan hadits ini, ia berkata: “Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, al-Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Yazid bin Abi Maryam menceritakan kepada kami, ‘Abayah bin Rifa’ah menceritakan: Aku bertemu dengan Abu ‘Abs ketika aku sedang menuju shalat Jumat. Ia berkata: Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda:

من اغبرت قدماه في سبيل الله حرمه الله على النار.

‘Barangsiapa kedua kakinya terkena debu di jalan Allah, maka Allah akan mengharamkannya dari neraka.’

قال ابن حجر في الفتح: أورده هنا لعموم قوله في سبيل الله فدخلت فيه الجمعة ولكون راوي الحديث استدل به على ذلك. وأورده كذلك في باب الجهاد، وراجع كلام ابن القيم في الزاد عن أنواع الجهاد.

Ibnu Hajar berkata dalam Fath al-Bari: Hadits ini disebutkan di sini karena keumuman lafaz في سبيل الله (‘di jalan Allah), maka masuk di dalamnya juga (perjalanan ke) shalat Jumat. Dan karena perawi hadits menggunakan hadits ini sebagai dalil atas hal tersebut. Hadits ini juga disebutkan dalam bab jihad. Lihat pula penjelasan Ibnu Qayyim dalam Zad al-Ma’ad tentang macam-macam jihad.

والله أعلم.

Wallahu a’lam.

Alhamdulillah, selesai rangkaian artikel 3 (Tiga) Seri

Sumber: IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.