Kritik Riwayat Asbabun Nuzul (7)



نقد روايات النزول عند ابن عطية

Kritik terhadap Riwayat Asbabun Nuzul menurut Ibnu ‘Athiyyah (Bagian Ketujuh)

Oleh : Syaikh Muhammad Shalih Sulaiman

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Kritik Terhadap Riwayat Asbabun Nuzul ini masuk dalam Kategori Asbabun Nuzul

Artikel ini berasal dari kitab “ash-Shina‘ah an-Naqdiyyah fi Tafsir Ibni ‘Athiyyah”, terbitan Markaz Tafsir tahun 1437 H / 2016 M, hlm. 291 dan setelahnya

٧) بيان تنزُّل الأسباب المروية على قراءة دون أخرى:

7) Penjelasan Tentang Penurunan Riwayat Sebab Nuzul terhadap Satu Bacaan Tanpa yang Lain:

عندما تختلف القراءات، وتختلف روايات النزول في الموطِن نفسِه كذلك، فلا بد مِن بيانِ القراءة التي تتنزل عليها كلّ رواية؛ إِذْ إنّ انتقاد الروايات دون بيان القراءة التي تتنزل عليها، وتمييزها عن غيرها من القراءات الأخرى التي لا ترتبط بها =مُوقِعٌ في الحيرة والاضطراب، ومُفْضٍ إلى حصول الوَهْم والخَلْط؛ إِذْ لا يَدري القارئ ساعتها على أيّ قراءة يتنزَّل الانتقاد، ولا على أيّ وِجهة يفهمه إلا بعناء وطول نَظر.

Ketika terjadi perbedaan dalam qirā’at (bacaan Al-Qur’an), dan juga terdapat perbedaan dalam riwayat sebab nuzul pada tempat yang sama, maka wajib dijelaskan bacaan mana yang menjadi konteks dari setiap riwayat. Karena mengkritik riwayat tanpa menjelaskan bacaan yang menjadi tempat turunnya, dan membedakannya dari qirā’at lain yang tidak berkaitan dengannya, akan menyebabkan kebingungan dan kekacauan. Hal ini akan menjatuhkan pembaca ke dalam kekeliruan dan campur aduk; sebab pembaca saat itu tidak mengetahui bacaan mana yang menjadi dasar dari kritik tersebut, dan tidak pula memahami arahnya kecuali dengan kesulitan dan telaah yang panjang.

فقد ذكر ابن عطية اختلاف المفسِّرين في سبب نزول قوله تعالى:

Ibnu ‘Athiyyah menyebutkan adanya perbedaan pendapat di kalangan para mufassir mengenai sebab turunnya firman Allah:

﴿وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ﴾ [سورة آل عمران: ١٦١]

“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat.” (Surah Ali ‘Imran ayat 161)

وبَيَّنَ أنّ اختلافهم واردٌ على قراءة مِن القراءات في لفظ ﴿يَغُلَّ﴾ دون الأخرى؛ فقال: «واختلف المفسِّرون في السبب الذي أَوجَبَ أنْ ينفي اللهُ تعالى عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أن يكون غالًّا على هذه القراءة التي هي بفتح الياء وضمِّ الغين

Dan beliau menjelaskan bahwa perbedaan pendapat mereka terjadi berkaitan dengan salah satu qirā’at dalam lafadz يَغُلَّ , bukan pada qirā’at lainnya. Beliau berkata: “Para mufassir berbeda pendapat tentang sebab yang menyebabkan Allah Ta‘ālā menafikan dari Nabi ﷺ sifat berkhianat, berdasarkan bacaan yang dibaca dengan fatḥah pada huruf yā’ dan ḍammah pada huruf ghain ini.” 1

ثم ذكر أقوالًا كثيرة في سبب النزول، ثم قال: «وأمّا قراءة مَن قرأ: ﴿أَنْ يُغَلَّ﴾ بضمِّ الياء وفتح الغين؛ فمعناها عند جمهورٍ مِن أهل العلم: أنْ ليس لأحدٍ أن يَغُلَّه، أي: يخونه في الغنيمة، فالآية في معنى نَهْيِ الناس عن الغُلول في المغانم والتوعُّد عليه

Kemudian beliau menyebutkan sejumlah pendapat mengenai sebab nuzulnya, lalu berkata: “Adapun bagi yang membaca أَنْ يُغَلَّ dengan ḍammah pada huruf yā’ dan fatḥah pada huruf ghain, maka maknanya menurut mayoritas ulama adalah: tidak boleh seorang pun menghianatinya, yakni mengkhianati Nabi ﷺ dalam hal harta rampasan perang. Maka ayat ini bermakna larangan dari perbuatan ghulūl (kecurangan dalam rampasan perang) dan ancaman atasnya.” 2

 فظاهرٌ من كلامه تقييدُ الأسباب التي نقلها ونقل اختلاف المفسِّرين فيها بكونها واردةً على قراءة ﴿يَغُلَّ﴾ بفتح الياء وضمِّ الغين، دون قراءة ﴿يُغَلَّ﴾ بضمِّ الياء وفتح الغين، وقد أتْبَعَ ذلك بانتقاد بعض ما رُوي من أسباب النزول وبيانِ ما استُشكِل عليها.

Tampak jelas dari perkataan Ibnu ‘Athiyyah bahwa ia membatasi riwayat-riwayat yang ia sebutkan dan juga perbedaan pendapat para mufassir itu hanya berkaitan dengan bacaan يَغُلَّ dengan fatḥah pada yā’ dan ḍammah pada ghain), bukan bacaan يُغَلَّ (dengan ḍammah pada yā’ dan fatḥah pada ghain). Setelah itu, ia pun menyertakan kritik terhadap sebagian riwayat sebab nuzul dan menjelaskan sisi problematikanya.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah


Baca lebih nyaman dengan aplikasi rezandroid. Download versi terbaru di Google Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rezaervani.rezandroid

Catatan Kaki

  1. Lihat: al-Muḥarrar al-Wajīz (2/408).
  2. Lihat: al-Muḥarrar al-Wajīz (2/409).


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.