Keindahan Pembukaan al Baqarah (2)



براعة الاستهلال في سورة البقرة؛ عرضٌ وتحليلٌ

Keindahan Pembukaan dalam Surah Al-Baqarah: Kajian dan Analisis (Bagian Kedua)

Oleh : Abdun Nashir Salamah

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Keindahan Pembukaan al Baqarah ini termasuk dalam Kategori Serial Bahasa al Quran

تمهيد:

Pendahuluan:

أولًا: تعريف براعة الاستهلال:

Pertama: Definisi Keindahan Pembukaan (Bara‘ah al-Istihlal):

أولًا: البراعة؛ ويقصد بها: التبريز والفضل؛ يُقال: برع الرجل براعةً؛ إذا تمّ في جمال أو عِلم فهو بارع، وكلّ شيء تناهى في جمال ونضارة وغيرها من محاسن الأمور فقد برع.

Pertama, “bara‘ah” (البرَاعة) berarti keunggulan dan keutamaan 1. Dikatakan: “Baru‘a ar-rajul bara‘atan” (فلان برع براعة) jika seseorang mencapai kesempurnaan dalam keindahan atau ilmu, maka ia disebut “bari‘” (بارع). Setiap sesuatu yang mencapai puncak keindahan, kesegaran, atau keunggulan lainnya juga disebut “bara‘a”. 2

ثانيًا: الاستهلال؛ وأصله في اللغة عائدٌ إلى رفع الصوت، ثم تُوسِّع في استعماله لكلِّ ما يُصوَّت عنده، فقيل للهلال الذي في السماء هِلالٌ؛ لأنّ الناس يرفعون أصواتهم عند نظرهم إليه مكبِّرين وداعِين، ويسمى هلالًا أولَ ليلةٍ والثانيةَ والثالثةَ، ثم هو قمرٌ بعد ذلك.

Kedua, “istihlal” (الاستهلال) secara bahasa asalnya berkaitan dengan mengangkat suara. Kemudian penggunaannya meluas untuk segala sesuatu yang menyertai suara. Maka disebutlah hilal (bulan sabit pertama) sebagai “hilāl”, karena manusia mengangkat suara mereka saat melihatnya, bertakbir dan berdoa. Ia disebut hilal pada malam pertama, kedua, dan ketiga; setelah itu ia disebut qamar (bulan).

وكذا يقال: استهلَّ الصبيُّ: إذا صوَّتَ عند ولادته. ولعلَّه لُوحظ ما في هذه الاستعمالات من الأوَّلية والابتداء فقيل أيضًا لكلِّ مَن ابتدأ شيئًا: قد استهَلَّه.

Demikian pula dikatakan “istahalla ash-shabiyyu” (استهلّ الصبيّ) bila bayi menangis saat lahir 3. Mungkin karena unsur permulaan dan awal inilah, maka setiap orang yang memulai sesuatu juga dikatakan “istahallah”.

أمّا براعةُ الاستهلال اصطلاحًا، فهي: أن يجعلَ المتكلِّم أوّل كلامه حَسَنَ الرَّصف، عَذْبَ اللفظ، صحيحَ المعنى، مشتملًا على إشارةٍ لطيفةٍ إلى المقصود، أو هي -إيجازًا-: كونُ ابتداء الكلام مناسبًا للمقصود.

Adapun secara istilah, *bara‘ah al-istihlal* adalah: seorang pembicara memulai ucapannya dengan susunan kata yang indah, ungkapan yang manis, makna yang benar, dan mengandung isyarat halus terhadap maksud yang ingin disampaikan 4 . Atau secara ringkas, yaitu: pembukaan suatu pembicaraan yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud. 5

وبالنظر للتعريف الاصطلاحيِّ يظهر لنا وجه الارتباط بينه وبين المعاني اللغوية التي ذُكِرت للبراعة وللاستهلال آنفًا، ووجهه: أنّ الكلام لما كان مشتملًا على هذه الصناعة فاق غيره من الابتداءات التي يُفتتح بها الكلام وفَضُل عليها فسُمِّي بذلك؛ إِذْ تدلّ البراعة على التميُّز، ويدلّ الاستهلالُ على الافتتاح.

Jika kita mencermati definisi istilah tersebut, akan tampak kaitannya dengan makna-makna bahasa dari “bara‘ah” dan “istihlal” yang telah disebutkan sebelumnya. Kaitannya adalah: karena ucapan tersebut mengandung seni ini (balaghah), maka ia mengungguli bentuk-bentuk pembukaan lainnya, dan lebih utama darinya, sehingga dinamakan demikian 6. Karena “bara‘ah” menunjukkan keistimewaan, dan “istihlal” menunjukkan permulaan.

ويسمِّي بعضُ البلاغيين هذا الفنَّ أيضًا بـحُسن الابتداء أو ببراعة المطلع، ويعدُّه آخرون نوعًا أخصَّ منهما؛ وفي هذا يقول السيوطيُّ: «ومن الابتداء الحسَن نوعٌ أخصُّ منه يُسمَّى: براعة الاستهلال؛ وهو أن يشتمل أولُ الكلام على ما يُناسب الحال المتكَلَّم فيه، ويشير إلى ما سِيق الكلام لأجله». ومن ثَمَّ فكلُّ براعة استهلالٍ هي حُسن ابتداءٍ، دون عكسٍ.

Sebagian ahli balaghah menyebut seni ini juga dengan istilah “husn al-ibtidā’” (pembukaan yang bagus) atau “bara‘at al-mathla‘” (indahnya permulaan). Sementara sebagian lainnya menganggap bahwa *bara‘ah al-istihlal* adalah jenis yang lebih khusus dari keduanya. Dalam hal ini, as-Suyuthi berkata: “Di antara bentuk pembukaan yang baik adalah jenis yang lebih khusus yang disebut *bara‘ah al-istihlal*; yaitu ketika awal pembicaraan memuat sesuatu yang sesuai dengan kondisi saat itu, dan memberi isyarat kepada tujuan dari pembicaraan tersebut” 7. Maka, setiap *bara‘ah al-istihlal* pasti merupakan pembukaan yang bagus, tetapi tidak semua pembukaan yang bagus adalah *bara‘ah al-istihlal*.

وأمّا فائدة هذا الفنِّ وغرضُه فهي: تنبيه السامعين لسماع تفصيل ما سيرِد عليهم فيتأهَّبُوا لتلقِّيه، وفيه دليلٌ على تمكُّن المتكلّم من الغرض الذي يقصده وثقته بسداد رأيه فيه بحيث ينبّه السامعين لوعيه. وهذا الفنُّ من أرقِّ فنون البلاغة وأرشقها.

Adapun manfaat dan tujuan dari seni ini adalah: untuk membangkitkan perhatian para pendengar terhadap penjabaran yang akan mereka dengar, sehingga mereka siap menerimanya. Selain itu, ia juga menjadi bukti bahwa pembicara menguasai apa yang ingin disampaikan dan yakin dengan ketepatan pendapatnya, sehingga ia membangkitkan kesadaran para pendengar terhadap maksudnya 8. Seni ini termasuk di antara seni balaghah yang paling halus dan paling anggun.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah


Baca lebih nyaman dengan aplikasi rezandroid. Download versi terbaru di Google Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rezaervani.rezandroid

Catatan Kaki

  1. Lihat Ibn Faris, *al-Maqāyīs fī al-Lughah*, kata: برع
  2. Lihat Ibn Durayd, *Jamhurat al-Lughah*, kata: برع
  3. Lihat *al-Maqāyīs fī al-Lughah*, kata: هل
  4. Lihat Ayman Amin Abdul Ghani, *al-Kāfī fī al-Balāghah*, hlm. 296
  5. Lihat al-Jurjani, *at-Taʿrīfāt*, hlm. 45
  6. Lihat al-Tahānawī, *Kashshāf Iṣṭilāḥāt al-Funūn*, 1/319
  7. Lihat as-Suyuthi, *Muʿtarak al-Aqrān*, 1/58
  8. Lihat at-Tahrīr wa at-Tanwīr, 1/153


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.