ما يشترط لجواز مس المصحف
Syarat Diperbolehkannya Menyentuh Mushaf
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Syarat Diperbolehkannya Menyentuh Mushaf ini termasuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
سؤالي ما هوالواجب لمس المصحف وما الفرق بين الطهارة والوضوء وهل الوضوء غير مطلوب لمس المصحف ولكن الطهارة فقط؟ ولكم شكري.
Pertanyaan saya, apa yang diwajibkan untuk dapat menyentuh mushaf? Dan apa perbedaan antara thaharah dan wudhu? Apakah wudhu tidak disyaratkan untuk menyentuh mushaf, hanya cukup dengan thaharah saja? Terima kasih.
الإجابــة
Jawaban:
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabat beliau, amma ba’du:
فلا يجوز أن يمس المصحف الكافر لأنه نجس الاعتقاد ، كما قال الله تعالى:
Orang kafir tidak diperbolehkan menyentuh mushaf karena mereka najis dari sisi akidah, sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
(إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا) [التوبة:٢٨]
(Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini) (Surah at-Taubah ayat 28).
فلا يجوز تمكينهم من دخول الحرم لشرفه وطهره، وكذلك لا يمكنون من مس المصحف ، فهو أعظم ، وأشرف ، وقد روى البخاري ومسلم عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: “نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يسافر بالمصحف إلى أرض العدو”.
Maka tidak diperbolehkan membiarkan mereka masuk ke wilayah Tanah Haram karena kemuliaan dan kesuciannya. Begitu pula mereka tidak diperkenankan menyentuh mushaf, karena mushaf lebih mulia dan agung. Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang membawa mushaf ke negeri musuh.
ولا يجوز أن يمسه المسلم المحدث ، سواء كان حدثه أكبر ، أو أصغر ، لقول الله تعالى:
Dan tidak diperbolehkan bagi seorang muslim yang sedang berhadats, baik hadats besar maupun kecil, untuk menyentuh mushaf. Hal ini berdasarkan Firman Allah Ta’ala :
(لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ) [الواقعة:٧٩]
(Tidak ada yang menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan) (Surah al-Waqi’ah ayat 79).
وروى ابن حبان في صحيحه والحاكم في المستدرك وغيرهما أنه جاء في كتاب النبي صلى الله عليه وسلم إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ:
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak serta lainnya bahwa terdapat dalam surat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada penduduk Yaman:
“ولا يمس القرآن إلا طاهر”.
“Tidak boleh menyentuh Al Quran kecuali orang yang suci.”
ونقل المباركفوري عن الحافظ ابن عبد البر أنه قال: “وهو كتاب مشهور عند أهل السير معروف عند أهل العلم معرفة يستغني بها في شهرتها عن الإسناد لأنه أشبه المتواتر لتلقي الناس له بالقبول …”
Al-Mubarakfuri menukil dari al-Hafizh Ibnu Abdil Barr yang berkata: “Surat itu masyhur di kalangan ahli sejarah dan dikenal oleh para ulama dengan pengenalan yang menjadikan mereka tidak butuh menyebut sanad karena kemasyhurannya menyerupai hadits mutawatir karena diterima oleh banyak orang.”
فدلت الآية والحديث بعمومهما أنه لا يمس القرآن إلا طاهر ، فيشمل ذلك الطهارة من الكفر ، والطهارة من الحدث ، سواء كان أكبر ، أو أصغر ، كما يشمل الطهارة من الخبث ، والفرق بينهما أن الحدث الأكبر هو ما يوجب الغسل ، والأصغر ما يوجب الوضوء.
Maka ayat dan hadits tersebut secara umum menunjukkan bahwa tidak boleh menyentuh Al Quran kecuali oleh orang yang suci. Ini mencakup suci dari kekufuran, suci dari hadats besar maupun kecil, dan juga suci dari najis. Perbedaan antara hadats besar dan kecil adalah: hadats besar mewajibkan mandi, sedangkan hadats kecil cukup dengan wudhu.
والفرق بين الطهارة والوضوء هو أن الطهارة أعم ، فالوضوء طهارة صغرى فقط.
Perbedaan antara thaharah dan wudhu adalah: thaharah lebih umum, sedangkan wudhu hanyalah salah satu bentuk thaharah kecil.
والله أعلم.
Sumber: IslamWeb
Leave a Reply