Keindahan Pembukaan al Baqarah (14)



براعة الاستهلال في سورة البقرة؛ عرضٌ وتحليلٌ

Keindahan Pembukaan dalam Surah Al-Baqarah: Kajian dan Analisis (Bagian Keempat Belas)

Oleh : Abdun Nashir Salamah

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Keindahan Pembukaan al Baqarah ini termasuk dalam Kategori Serial Bahasa al Quran

الإيمان بالآخرة والبعث:

Iman kepada Akhirat dan Hari Kebangkitan:

تقدَّم آنفًا بيان معالم الاهتداء بالقرآن، وقد رُتِّبت هذه المعالم في الذِّكْر بحسب الأولويَّة، فابتدأ اللهُ بذِكْر وصف الإيمان؛ لأنه لا يصحّ عملٌ بلا إيمانٍ كائنًا ما كان، ثم خصَّ الله تعالى من هذا الوصف الإيمانَ بالآخرة؛ إِذْ كانت الآخرةُ أهمَّ قضية غيبيّة أنكرها الكفارُ من أمرِ الرسالة، وكانت أكثر القضايا الغيبية صِلَةً باستقامة السلوك أو انحرافه؛ قال تعالى: ﴿وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ﴾ [البقرة: ٤]، وفي هذا التخصيص إيماءٌ إلى أنّ موضوع الآخرة سيكون أبرز القضايا الإيمانية التي سيعالجها القرآن.

Telah dijelaskan sebelumnya rambu-rambu petunjuk dari Al Quran, dan urutan penyebutannya disusun berdasarkan prioritas. Allah memulai dengan menyebutkan sifat iman, karena tidak ada amal yang sah tanpa iman, apa pun bentuknya. Kemudian Allah secara khusus menyebutkan iman kepada hari akhir, karena akhirat adalah isu gaib yang paling penting yang diingkari oleh orang-orang kafir dalam konteks kerasulan, serta merupakan isu gaib yang paling erat kaitannya dengan lurus atau menyimpangnya perilaku manusia. Allah Ta‘ala berfirman: dan mereka meyakini adanya akhirat” (Surah al Baqarah ayat 4). Penyebutan khusus ini mengisyaratkan bahwa tema akhirat akan menjadi salah satu isu keimanan yang paling menonjol yang dibahas oleh Al Quran.

وقد تناولتْ سورةُ البقرة موضوعَ البعث -باعتباره أهم موضوعات الآخرة- في مناسباتٍ عديدةٍ، وذلك من جهة إقامة الدلائل والبراهين على وقوعه، على غرار قوله تعالى:

Surah al Baqarah membahas tema kebangkitan — sebagai bagian terpenting dari perkara akhirat — dalam berbagai kesempatan, khususnya dalam hal menegakkan dalil dan bukti akan terjadinya kebangkitan tersebut. Contohnya adalah Firman Allah Ta‘ala :

﴿إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ﴾ [البقرة: ١٦٤]

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, apa yang Allah turunkan dari langit berupa air lalu dengan itu Dia menghidupkan bumi setelah matinya, Dia sebarkan di dalamnya segala jenis makhluk melata, pergiliran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi — sungguh terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Surah al Baqarah ayat 164).

فهذه الآية الكريمة، وإن سِيقت أساسًا لإثبات وحدانية الله تعالى، فإنها تضمّنت إشارةً إلى قدرة الله على البعث وإحياء الموتى من خلال التنبيه على إحياء الأرض بعد موتها: ﴿وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا﴾؛ إذ تماثل صورة خروج النبات من الأرض صورة خروج الإنسان من القبر يوم البعث، كما قال تعالى: 

Meskipun ayat ini ditujukan untuk menegaskan keesaan Allah Ta‘ala, ia juga mengandung isyarat tentang kemampuan Allah untuk membangkitkan kembali dan menghidupkan yang telah mati. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan: “Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan itu Dia menghidupkan bumi setelah matinya.” Karena gambaran tumbuhnya tanaman dari bumi setelah mati sangat menyerupai keluarnya manusia dari kuburnya pada hari kebangkitan. Sebagaimana Firman Allah Ta‘ala :

﴿وَيُحْيِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرَجُونَ﴾ [الروم: ١٩]،

“Dan Dia menghidupkan bumi setelah matinya, demikianlah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).” (Surah ar-Rum ayat 19),

وقوله تعالى: ﴿وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ﴾ [ق: ١١].

dan Firman-Nya lagi: “Dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati — seperti itulah terjadinya kebangkitan.” (Surah Qaf ayat 11).

ومما يدلّ على مركزية قضية البعث في سورة البقرة اشتمال قصة البقرة التي تُنسب إليها السورة نفسُها على دليل البعث، وذلك من خلال واقعة إحياء الله قتيل بني إسرائيل بضربه ببعض أعضاء البقرة التي أُمِروا على لسان نبيّهم موسى -عليه السلام- بذبحها، كما قال تعالى:

Salah satu bukti pentingnya isu kebangkitan dalam Surah al Baqarah adalah bahwa kisah sapi betina — yang menjadi nama surat ini — juga memuat dalil tentang kebangkitan. Hal itu terlihat dalam peristiwa ketika Allah menghidupkan kembali orang yang terbunuh di kalangan Bani Israil dengan cara memukulnya menggunakan sebagian anggota tubuh sapi yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka melalui lisan Nabi Musa ‘alaihissalam untuk disembelih. Allah Ta‘ala berfirman :

﴿وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَادَّارَأْتُمْ فِيهَا وَاللَّهُ مُخْرِجٌ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ * فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا كَذَلِكَ يُحْيِ اللَّهُ الْمَوْتَى وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ﴾ [البقرة: ٧٢-٧٣]

“Dan (ingatlah) ketika kalian membunuh seseorang lalu kalian saling tuduh-menuduh tentang hal itu, padahal Allah hendak menyingkapkan apa yang kalian sembunyikan. Maka Kami berfirman: Pukullah dia dengan sebagian (anggota) sapi itu. Demikianlah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati dan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda-Nya agar kalian berakal.” (Surah al Baqarah ayat 72–73)

فقد أشار الله في هذه الآية إلى أنّ إحياء قتيل بني إسرائيلَ دليلٌ على بعث الناس بعد الموت؛ لأن مَن أحيا نفسًا واحدةً بعد موتها قادرٌ على إحياء جميع النفوس.

Allah dalam ayat ini menunjukkan bahwa kebangkitan orang yang terbunuh dari kalangan Bani Israil merupakan bukti atas kebangkitan seluruh manusia setelah kematian. Sebab, siapa yang mampu menghidupkan satu jiwa setelah kematiannya, tentu mampu pula menghidupkan seluruh jiwa yang mati.

وقد حدَّد ابن كثيرٍ أثناء تفسير هذه القصة مواطنَ تطرُّقِ السورة لدلائل البعث، فقال -رحمه الله-: «والله تعالى قد ذكر في هذه السورة ما خلقه من إحياء الموتى، في خمسة مواضع: ﴿ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ﴾ [البقرة: ٥٦]، وهذه القصة، وقصة الذين خرجوا من ديارهم وهم أُلوفٌ حذر الموت، وقصة الذي مرَّ على قريةٍ وهي خاويةٌ على عروشها، وقصة إبراهيم والطيور الأربعة. ونبَّه تعالى بإحياء الأرض بعد موتها على إعادة الأجسام بعد صيرورتها رميمًا»

Ibnu Katsir —rahimahullah— dalam tafsirnya menjelaskan tempat-tempat di mana Surah al Baqarah menyinggung dalil-dalil tentang kebangkitan. Beliau berkata: “Allah Ta‘ala telah menyebutkan dalam surah ini peristiwa menghidupkan orang mati pada lima tempat: ‘Kemudian Kami bangkitkan kalian setelah kematian kalian’ (Surah al Baqarah ayat 56); lalu kisah tentang orang yang terbunuh (kisah sapi betina); kisah orang-orang yang keluar dari kampung mereka dalam jumlah ribuan karena takut mati; kisah seseorang yang melewati sebuah desa yang telah runtuh bangunannya; dan kisah Ibrahim dan empat ekor burung. Allah juga memberi isyarat kepada kebangkitan tubuh dari tulang-belulang yang telah hancur melalui perumpamaan tentang bumi yang dihidupkan kembali setelah matinya.” 1

يشير -رحمه الله- بذلك إلى الدليل الذي تحدّثنا عنه آنفًا في قوله تعالى:

Beliau —rahimahullah— merujuk pada dalil yang telah kami sebutkan sebelumnya dalam Firman Allah :

﴿وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا﴾ [البقرة: ١٦٤]

“Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan itu Dia menghidupkan bumi setelah matinya.” (Surah al Baqarah ayat 164)

وتناوُلُ سورةِ البقرة لموضوع البعث بهذه الإفاضة المذكورة دليلٌ على أن الإشارة إلى الآخرة في بداية السورة هي براعة استهلالٍ. وهو كذلك بالنسبة للقرآن كلّه؛ إِذْ لا تكاد تخلو سورةٌ من الحديث عن أحوال الآخرة ودلائل البعث لا سيما في المكيِّ منه، بل هناك سورٌ مكيَّة عديدةٌ من المفصَّل اختصَّت بالحديث عن هذا الموضوع؛ كسورة الواقعة والمرسلات وعمّ يتساءلون والزلزلة والقارعة وغيرها.

Pembahasan Surah al Baqarah terhadap tema kebangkitan dengan keluasannya yang disebutkan tadi menjadi bukti bahwa penyebutan akhirat di awal surat ini merupakan bentuk pembukaan yang indah (badi‘ al-istihlal). Hal ini juga berlaku untuk seluruh Al Quran, sebab hampir tidak ada satu surah pun yang luput dari pembicaraan tentang keadaan akhirat dan dalil-dalil kebangkitan, terutama dalam surah-surah Makkiyah. Bahkan terdapat banyak surah Makkiyah dalam bagian al-Mufaṣṣal yang dikhususkan untuk membahas tema ini, seperti Surah al-Waqi‘ah, al-Mursalat, ‘Amma Yatasa’alūn (an-Naba’), az-Zalzalah, al-Qari‘ah, dan lainnya.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah


Baca lebih nyaman dengan aplikasi rezandroid. Download versi terbaru di Google Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rezaervani.rezandroid

Catatan Kaki

  1. Lihat: Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm, Ibnu Katsīr, jilid 1, hlm. 303.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.