Rencana “Tanzhim” Israel (18)



مخططات “التنظيم” الإسرائيلية: الأداة الكامنة لدمج الأراضي الفلسطينية المحتلة في إسرائيل

Rencana “Tanzhim” Israel: Alat Tersembunyi untuk Mengintegrasikan Tanah Palestina yang Diduduki ke dalam Israel (Bagian Kedelapanbelas)

Penulis: Ali al-Jarbawi dan Rami Abdul Hadi

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Rencana “Tanzhim” Israel ini masuk dalam Kategori Sejarah Palestina

واستكمالاً للعمل على تنفيذ أجزاء من مخطط الطرق الإقليمي رقم 50، قام مجلس التنظيم الأعلى بالتصديق، أواسط سنة 1989، على شق تحويلتين رئيسيتين في المخطط: الأولى لربط طريق رام الله – نابلس بمستعمرة شيلو، استكمالاً للتحويلة التي تمرر الطريق من مستعمرة إيلي؛ والثانية لتحويل طريق طولكرم – نابلس عن المرور بمدينة عنبتا ومخيم نور شمس. كما بدأ هذا المجلس، أواخر سنة 1989، باستكمال العملية “القانونية” للتصديق على المخطط الإقليمي للطرق رقم 50، والتي كانت قد توقفت نتيجة الحملة الواسعة التي شنها الفلسطينيون ضد المخطط في الفترة الواقعة بين سنة 1983 وسنة 1985. ففي الثلث الأخير من سنة 1989، أرسلت دائرة التنظيم المركزية إشعارات رسمية إلى جميع من كان قد تقدم باعتراضات على المخطط، وذلك لإبلاغهم أن الوقت حان للنظر فيها. ومن أجل إنهاك المعترضين وزيادة الصعوبات في وجه اعتراضاتهم، فرضت السلطة المحتلة عليهم ضرورة إبراز مجموعة من الوثائق والخرائط التي تثبت ملكيتهم لما يعترضون بشأنه. ومن البديهي أن يعتبر إرسال هذه الإشعارات دلالة واضحة على أن السلطة جادة في مسعاها الحالي لاستكمال تنفيذ مخطط الطرق الإسرائيلي في الضفة المحتلة.(44)

Sebagai kelanjutan dari upaya melaksanakan bagian-bagian Rencana Regional Jalan Nomor 50, Dewan Perencanaan Tertinggi pada pertengahan tahun 1989 menyetujui pembangunan dua jalur utama: pertama, untuk menghubungkan jalan Ramallah–Nablus dengan permukiman Shilo, sebagai pelengkap jalur yang sudah dialihkan melewati permukiman Eli; kedua, untuk mengalihkan jalan Tulkarm–Nablus agar tidak melewati kota Anabta dan kamp Nur Shams. Pada akhir tahun 1989, dewan ini juga memulai kembali proses “legal” untuk pengesahan Rencana Regional Jalan Nomor 50, yang sebelumnya tertunda akibat kampanye luas rakyat Palestina menentangnya antara tahun 1983 dan 1985. Pada sepertiga terakhir tahun 1989, Departemen Perencanaan Pusat mengirimkan pemberitahuan resmi kepada semua pihak yang telah mengajukan keberatan, bahwa waktunya telah tiba untuk membahasnya. Untuk melelahkan para penentang dan menambah kesulitan atas keberatan mereka, otoritas pendudukan mewajibkan mereka menyerahkan serangkaian dokumen dan peta yang membuktikan kepemilikan atas tanah yang dipermasalahkan. Pengiriman pemberitahuan ini jelas menunjukkan keseriusan otoritas dalam upaya melanjutkan pelaksanaan rencana jalan Israel di Tepi Barat yang diduduki.1

فيما يتعلق باستكمال عملية تمرير المخططات الإقليمية للضفة المحتلة، بما يتفق والمطامع الصهيونية في استيعابها وتهويدها وتقليص الوجود الفلسطيني فيها قدر الإمكان، قامت السلطة المحتلة منذ اندلاع الانتفاضة بإجراءين على غاية من الخطورة: الأول، تكثيف دائرة التنظيم الإسرائيلية لعملية هدم المباني بحجة “عدم الترخيص” أو “مخالفة الترخيص”، بما يتلاءم مع مخططاتها الإقليمية، ويتفق مع ما أعدته من المخططات الهيكلية للمدن والقرى الفلسطينية بقصد حصرها وخنق سبل توسيعها وتطورها. ففي سنة 1988 قامت السلطة المحتلة، بإيعاز من دائرة التنظيم المركزية، بهدم 252 مبنى في الضفة المحتلة. وزادت عملية الهدم سنة 1989، فوصل عدد المباني المهدومة إلى 311 مبنى. أما عدد المباني المهدومة خلال شهري كانون الثاني/يناير وشباط/فبراير من هذه السنة (1990)، فوصل إلى 42 مبنى.(45) ويمثل المعدل السنوي لعدد المباني المهدومة بحجة مخالفة أوامر “التنظيم” خلال فترة الانتفاضة، زيادة بمقدار 250% – 300% على معدلها خلال الأعوام الثلاثة السابقة لاندلاع الانتفاضة.

Terkait dengan kelanjutan pengesahan rencana regional di Tepi Barat, sesuai dengan ambisi Zionis untuk menyerap, menjadikannya lebih Yahudi, dan memperkecil keberadaan Palestina sebanyak mungkin, otoritas pendudukan sejak pecahnya Intifada melakukan dua langkah yang sangat berbahaya. Pertama, intensifikasi operasi penghancuran bangunan oleh Departemen Perencanaan Israel dengan dalih “tidak berizin” atau “melanggar izin”, sesuai dengan rencana regionalnya, dan sejalan dengan rencana tata kota yang disusunnya untuk desa dan kota Palestina dengan maksud membatasi dan mencegah perluasan serta perkembangannya. Pada tahun 1988, otoritas pendudukan atas arahan Departemen Perencanaan Pusat, menghancurkan 252 bangunan di Tepi Barat. Pada tahun 1989 jumlah itu meningkat menjadi 311 bangunan. Sedangkan pada bulan Januari–Februari tahun 1990 saja, jumlah bangunan yang dihancurkan mencapai 42 bangunan.2 Rata-rata tahunan jumlah bangunan yang dihancurkan dengan alasan melanggar peraturan “penataan” selama periode Intifada meningkat sebesar 250%–300% dibandingkan rata-rata dalam tiga tahun sebelum Intifada.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber: Majalah ad Dirasaat Al Filisthiniyyah Edisi Musim Semi Tahun 1990

Catatan Kaki

  1. Catatan kaki (44): Dewan Perencanaan menyetujui juga jalan pintas baru (9/901) dari Huwara ke Deir Sharaf, untuk menghubungkan permukiman Lembah Yordan dengan permukiman di barat laut Tepi Barat, menghindari pusat kota Nablus, terutama melayani permukiman Yitzhar, Kedumim, dan Shavei Shomron.
  2. Catatan kaki (45): Statistik Pusat Teknik dan Perencanaan: penghancuran bangunan atas dasar “penataan” sama bahayanya dengan peledakan atas dasar “pertimbangan keamanan”. Tahun 1988 dihancurkan 221 bangunan, dan hingga Oktober 1989 mencapai 368 bangunan.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.