
براعة الاستهلال في سورة البقرة؛ عرضٌ وتحليلٌ
Keindahan Pembukaan dalam Surah Al-Baqarah: Kajian dan Analisis (Bagian Kedelapan)
Oleh : Abdun Nashir Salamah
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Keindahan Pembukaan al Baqarah ini termasuk dalam Kategori Serial Bahasa al Quran
كما أنّ في وصف المتقين بالموقنين بالآخرة وجهًا آخر من التعريض باليهود، حيث قامت لهم من الدلائل والآيات الحسيَّة ما كان كفيلًا بأن يجعلهم من الموقنين بالبعث والآخرة أكثر من غيرهم؛ إِذْ أراهم اللهُ إحياء الموتى عيانًا في مناسباتٍ عديدةٍ، بَيْد أن ذلك لم يزدهم إلا قسوةً وغباوةً،
Selain itu, penyifatan orang-orang bertakwa sebagai orang-orang yang meyakini akhirat juga merupakan sindiran terhadap kaum Yahudi. Mereka telah menyaksikan banyak bukti dan tanda-tanda nyata yang semestinya menjadikan mereka lebih yakin terhadap kebangkitan dan akhirat daripada kaum lainnya. Sebab Allah telah memperlihatkan kepada mereka secara langsung peristiwa menghidupkan orang mati dalam berbagai kesempatan. Namun semua itu tidak membuat mereka bertambah yakin, malah menambah keras dan bodohnya hati mereka.
كما أشار تعالى إلى ذلك عقب ذِكْره إحياء القتيل الذي اختصموا في أمره بضربه بجزءٍ من البقرة التي أُمِروا بذبحها:
Sebagaimana yang ditunjukkan oleh firman Allah setelah menceritakan peristiwa dihidupkannya orang yang terbunuh, yang mereka perselisihkan sebab kematiannya, dengan cara memukulnya menggunakan sebagian dari bagian sapi yang diperintahkan untuk disembelih :
﴿فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا كَذَلِكَ يُحْيِ اللَّهُ الْمَوْتَى وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ * ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً﴾ [البقرة: ٧٣ – ٧٤].
“Maka Kami berfirman: ‘Pukullah mayat itu dengan sebagian dari bagian sapi tersebut.’ Demikianlah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati dan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda-Nya agar kalian berpikir. Namun setelah itu, hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (Surah Al-Baqarah ayat 73–74).
وأمّا الموضوع الثالث الذي ستقع الإشارة إليه في مستهلّ السورة فيما يخصّ أهل الكتاب ففي دعواهم أيضًا اختصاص الهداية بهم، وخلوص الجنة لهم، وقد أومأ مستهل سورة البقرة إلى بطلان هذه الدعوى التي ادّعوها إيماءً لطيفًا من خلال ذكر اختصاص أهل التقوى بالهدى وبالفلاح في قوله تعالى:
Adapun tema ketiga yang disinggung dalam permulaan surah terkait Ahli Kitab adalah klaim mereka bahwa petunjuk hanya milik mereka dan surga adalah hak mereka semata. Permulaan Surah Al-Baqarah telah mengisyaratkan kebatilan klaim ini secara halus dengan menyebut bahwa hanya orang-orang bertakwa yang mendapatkan petunjuk dan keberuntungan, sebagaimana firman Allah :
﴿أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾ [البقرة: ٥]،
“Mereka itulah yang berada di atas petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Surah Al-Baqarah ayat 5).
حيث ذكر الزمخشريُّ -وهذا منه بديعٌ جدًّا- أنّ في تخصيص المتقين بالهدى والفلاح تعريضٌ بأهل الكتاب الذين لم يؤمنوا بنبوّة رسول اللَّه -صلى الله عليه وسلم-، وهم ظانّون أنهم على الهدى وطامعون أنهم ينالون الفلاح عند اللَّه تعالى[25].
Az-Zamakhsyari—dan ini sangat indah darinya—menyatakan bahwa penyebutan secara khusus bahwa orang-orang bertakwa-lah yang mendapatkan petunjuk dan keberuntungan merupakan sindiran terhadap Ahli Kitab yang tidak beriman kepada kenabian Rasulullah ﷺ, sementara mereka menyangka bahwa merekalah yang berada di atas petunjuk dan berharap akan mendapatkan keberuntungan di sisi Allah Ta‘ala 1.
وهذا الموضوع قد تناولته سورة البقرة لاحقًا في قوله تعالى:
Tema ini kembali dijelaskan dalam bagian lain Surah Al-Baqarah, dalam firman Allah:
﴿وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُوا قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ﴾ [البقرة: ١٣٥]،
“Dan mereka berkata: ‘Jadilah kalian orang Yahudi atau Nasrani, niscaya kalian mendapat petunjuk.’ Katakanlah: ‘(Tidak), tetapi (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang-orang musyrik.’” (Surah Al-Baqarah ayat 135).
وقوله تعالى:
Dan juga firman-Nya :
﴿وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ﴾ [البقرة: ١١١].
“Dan mereka berkata: ‘Tidak akan masuk surga kecuali orang yang beragama Yahudi atau Nasrani.’ Itu hanyalah angan-angan mereka. Katakanlah: ‘Tunjukkan bukti kalian jika kalian benar.’” (Surah Al-Baqarah ayat 111).
فهذه الموضوعات العقدية الثلاثة لأهل الكتاب الآنفة الذِّكْر قد جاءت الإشارة اللطيفة إليها في مفتتح سورة البقرة قبل أن يأتي تفصيلها في السورة لاحقًا، فيكون ذلك من براعة الاستهلال في السورة.
Maka tiga tema akidah terkait Ahli Kitab yang telah disebutkan di atas telah disinggung secara halus dalam permulaan Surah Al-Baqarah, sebelum dijelaskan lebih rinci dalam bagian-bagian selanjutnya dari surah tersebut. Ini merupakan bentuk dari keindahan pembukaan (bara‘ah al-istihlal) dalam surah ini.
ولا شكّ أنّ هذه الموضوعات قد تُنُووِلَت أيضًا في غير البقرة، لا سيما في السور التي تلت البقرة؛ كآل عمران والنساء والمائدة؛ حيث جاء فيها الحديث عن عقائد النصارى وانحرافاتهم في عيسى -عليه السلام-؛ فتكون تلك الإشارات لهذه الموضوعات من براعة الاستهلال للقرآن عمومًا، ولا سيما للمدنيِّ منه.
Tidak diragukan bahwa tema-tema tersebut juga dibahas dalam surah lain di luar Al-Baqarah, terutama dalam surah-surah setelahnya seperti Ali ‘Imran, An-Nisa, dan Al-Ma’idah. Dalam surah-surah tersebut dibahas pula akidah kaum Nasrani dan penyimpangan mereka terhadap Nabi Isa ‘alaihis salam. Maka, isyarat-isyarat terhadap tema-tema ini dapat disebut sebagai keindahan pembukaan bagi keseluruhan Al-Qur’an, khususnya bagian Madaniyyah-nya.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Baca lebih nyaman dengan aplikasi rezandroid. Download versi terbaru di Google Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.rezaervani.rezandroid
Leave a Reply